Asyiknya Menjadi Digital Nomad, Freelance yang Bisa Bekerja Di Manapun

Sedari dulu aku selalu memiliki mimpi untuk bisa ke manapun tanpa harus takut tidak memiliki uang. Menjadi seorang travel bloger atau profesional freelancer yang bisa kerja di manapun. Time flies, people change and the chance come over to me alhamdulillah. Setelah proses yang cukup panjang dan terjal, pengalaman pahit manis yang luar biasa menegangkan dan menyenangkan, akhirnya aku bisa merasakan bagaimana indahnya bekerja di manapun.

Apa Itu Digital Nomad dan Freelancer?


Mungkin teman-teman masih awam apa itu freelance atau bahasa keren sekarangnya sih, digital nomad. Seperti namanya, freelance adalah pekerja lepas dan digital nomad adalah seorang pelaku digital yang kerjanya secara nomaden alias tidak tetap. Hari ini di sini, besok di sana dan besoknya lagi di beda tempat. Atau semacam orang yang bisa kerja di depan kolam renang, di pinggir pantai, bahkan kerja di kereta sambil menikmati perjalanan.


Hari ini, tepatnya tanggal 6 September aku resmi menjadi seorang freelancer, pekerja lepas yang bebas. Bebas bekerja di manapun, kapanpun dan dengan siapapun. Pekerja yang tidak harus ke kantor, yang bebas menentukan tempat mana yang ingin dituju atau pemandangan mana yang ingin dinikmati. Kalau diminta untuk mendeskripsikan bagaimana rasanya, maka akan aku jawab asyik! Eh salah, super asyik! Hahahaha

Saat menuliskan ini bahkan aku tengah berada di pinggir kolam renang, melihat orang berenang atau sekadar bersantai dengan pasangan masing-masing. Aku? Sendirian aja, lah ya pastinya. Eh, nggak deng, aku sama laptop kesayanganku kok yang menemani di manapun dan kapanpun aku ingin bersua dengan to do list yang menjadi sumber  rezekiku alhamdulillah. *pembelaanjombloyangberfaedah*


Mengapa Lebih Memilih Menjadi Seorang Freelancer daripada Menjadi Full Timer?


Mungkin beberapa berpikir bahwa menjadi seorang freelancer memiliki kekurangan-kekurangan yang menyebabkan pekerjaan ini tidak cocok untuk dipilih dan dijadikan sumber pemasukan. Namun, bagi orang-orang seperti saya yang bukan money oriented (oke ini agak tipu-tipu), menjadi seorang freelancer adalah hal yang sangat menyenangkan.

Meski tidak bisa dipungkiri bahwa menjadi seorang freelancer itu teramat sangat tidak menentu penghasilannya, tetapi tetap saja pekerjaan ini menjadi sangat menarik ketika aku atau mungkin teman-teman bisa menikmatinya. Karena ada teman yang bilang ke saya seperti ini, "nggak apa-apa jelata, asal tetap bahagia" *eh hahahahha.

Apa yang Membuat Pekerjaan Sebagai Freelancer Terasa Asyik?


Pernah mendengar keluhan dari teman-teman sepulang dari bekerja? Atau mungkin malah merasakan sendiri? Yes, aku adalah salah satu dari mereka yang suka membicarakan tentang kantor atau suasana kantor yang hm kadang tidak sesuai dengan ekspektasi. Jadi, daripada kejiwaan dan akhlakku makin tidak terarah karena bekerja dan ngomongin orang kantor, aku memutuskan untuk menarik diri dari lingkungan yang menyebabkan aku menjadi 'tukang nyinyir'.


Kenapa? Yaaa supaya aku bisa lebih bersyukur saja dengan hidup dan apa yang aku punya. Kerja ikut orang itu kan mau nggak mau harus menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan lingkungan kantor. Tapi, kalau emang nggak cocok yaaaa gimana lagi? Masa aku mau terus-terusan menodai kebahagiaanku? Jadi, daripada kantor jadi sasaran ketidakcocokan atau ketidaksesuaian cara bekerjaku, lebih baik aku yang menarik diri.

Itu pemikiranku saja, sih. Tapi, tidak berarti bekerja di kantor atau menjadi seorang full timer itu nggak asyik, kok. Aku bahkan pernah merasakan malas 'resign' ketika berada di kantor Jakarta karena teman-temannya bisa menjadikan kantor terasa begitu homey. Bahkan, aku selalu suka kata-kata Mas Wahyu, mantan manager-ku dulu di Jakarta ketika dia ngajakin tim internal kami makan bareng atau sekadar makan es krim.

"Kita itu menghabiskan waktu di kantor lebih banyak daripada di rumah. Jadi, tim itu harus bisa jadi keluarga kedua, dan kantor jadi rumah kedua kita."

Ah, lafff banget deh sama kata-kata ini. Syukaaakkk!!! Non sense, sih. Nggak semua orang berpikiran hal yang sama tentang hal ini. Dan kalau boleh bilang, Jakarta itu made me fallin in love banget, lah. Kantornya, macetnya, orang-orangnya di kantor even pasti ada yang bikin nggak cocok. Tapi ya itu, diberikan kesempatan bergabung dengan tim dan kantor yang luar biasa itu emejing syekali rasanya hahahha alhamdulillah banget, deh rasanya.

Bisa Nyambi Bikin Usaha yang Sesuai dengan Passion


Satu lagi sih, enaknya jadi freelancer itu bisa sambil nyambi merintis usaha atau bisnis yang sesuai dengan passion atau keinginan kita. Karena nggak bisa dipungkiri, berbisnis adalah cara terbaik untuk keluar dari zona nyaman menuju zona nyaman impian. Jadi yaaa, sembari bekerja, berbisnis, bisa sambil belajar pula kan tentang apapun yang aku pengen. Mumpung nih, mumpung aku masih muda dan masih jomblo. Kan kalau sudah menikah akan teramat sangat berbeda ya, kan? Hahaha

Tulisan ini terinspirasi dari teman arisan Gandjel Rel dari Bunda Wahyu W: dan BunSal tentang bisnis rumah impian. Maklum, grup bloger Gandjel Rel isinya pebisnis dan orang-orang kece semuanyaa. Jadinya yaaa aku kan cuma freelancer, mendingan nulis pekerjaan impian aja hehehehe.

Kalau teman-teman #TeamPekerjaKantoran atau #TeamKerjaSambilJejalan nih? Hihi

16 komentar

  1. Kalo jadi #TeamPekerjaKantoran aku pernah. Tapi kalo jadi #TeamKerjaSambilJejalan belum pernah, nggak cocok sama profesiku. 😂

    Pernah jadi #TeamPekerjaKantoran itu adalah sebuah fase karir. Setelah resign dan memilih freelance atau bahkan bikin kantor sendiri, tentu banyak hal yang bisa diambil, dipelajari dan diterapkan di fase selanjutnya. Misal nerapin aturan atau cara kerja di kantor lama ke kantor bikinan sendiri nantinya.

    Jadi pekerja kantoran itu asik. Tapi jadi freelancer bisa lebih asik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaah syuka banget sama insightnya mas Hilal hahah. Betuuullll freelancer itu lebih asik. Semoga para freelancer diistiqomahkan di jalannya yaaa. Semoga rejekinya juga istiqomah lancarnya :D Aamiin

      Hapus
  2. Aku juga punya impian kek gitu mba sep.. tapi tapi.. masa kalkulatornya mempel bgt di otak, jadi belum berani.

    Berani si.. entar klo uda nikah��☺

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahahah kalo udah nikah aku malah pengen udahan mba. Perhatiannya buat suami sama anak aja Insya Allah

      Hapus
  3. aku #TimKerjaMasihPakePiyama mba sept wkwkw tapi juga kadang pindah halauan jadi #TimKerjaDimanaMana sambil jalan sambil naik BRT, sambil di kereta, sambil apa aja bisa hehe...

    "Percayalah dimanapun kamu, rezekimu tau... Perbanyak memperbaiki diri, ningkatin skill dan selalu amanah " dapet wejangan itu dr seseorang hehe...

    Semangat mba sept.. semoga istiqomah dan dilancarkan urusannya :*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaahhh kita tim #Kerjadimanapun ya dek hihi alhamdulillah diberikan kesempatan jadi freelancer.
      Yup, banyak sedikitnya rezeki itu tergantung rasa syukur kita :)) Syemangatt

      Hapus
  4. Mumpung maish single puas2in kerja sambil jalan2 eh apa jalan2 sambil kerja ya. Soale kalo udah beranak pinak kaya aku kerja sambil jalan-jalan bawaannya jadi banyaaak hahaha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha iya mba, sudah siap siap untuk mengurangi jatah mblayang kalau sudah nikah, punya suami dan punya anak hehehe

      Hapus
  5. Keren banget Mbak Septia, bisa jelong2 terus hehehe. Moga makin sukses ya Mbak :)

    BalasHapus
  6. Cerita yang sangat mengispirasi, semoga Saya bisa seperti ini, menjadi seorang Independent Digital Media Worker

    BalasHapus
  7. Menjadi digital nomad adalah sebuah pilihan. Sangat menginspirasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai, Mas Danny.

      Terima kasih sudah berkenan mampir. Doakan bisa selalu menginspirasi, ya ^^

      Hapus
  8. Thank you ka sudah berbagi, kebetulan saya juga ingin jadi digital nomad karena punya mimpi untuk menjelajah bumi. Kemarin saya sempat mencoba Hitchhiking dan semakin mantap untuk terus berpetualang.

    BalasHapus

Halo!

Terima kasih telah membaca blog www.dwiseptia.com. Semoga konten yang ada di blog ini bisa menginspirasi. Doakan saya bisa produksi konten yang lebih baik, ya!
Oh, ya kalau ada rekues konten silakan tulis di kolom komentar, ya! ^^