Punya Cita-Cita Jadi Seorang Penulis? Kenapa Enggak?

Menjadi penulis bukanlah suatu impian ketika aku masih berusia bocah. Aku selalu bermimpi bisa menjadi seorang arsitek atau desainer, yang lahir untuk melahirkan suatu karya. Hingga tiba masanya, aku mulai dikenalkan dengan dunia digital dan tulis menulis yang hingga saat ini membuatku menjadi seorang yang mendapatkan gaji dari menulis konten.

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bisa menjadi seperti sekarang ini, dan pada akhirnya mulai mempercayai bahwa kadang cita-cita itu bukan berarti suatu impian. Jika aku memiliki mimpi sebagai seorang arsitek, maka bisa menjadi seorang penulis adalah cita-citaku. Meskipun caraku menulis tidak seperti sederetan penulis hebat, seperti Fiersa Besari, Kurniawan Gunadi, Azhar Nurun Ala, Tere Liye, atau Dewi Lestari, tetap saja aku harus belajar percaya terhadap diriku sendiri, karena:

"Kalau kamu ingin mengubah dunia, jadilah orang yang berpengaruh. Duniamu itu kan dunia menulis, ya kamu harus berani mengubah dunia lewat tulisan."
Algooth, Dosen Kesayangan Sepanjang Masa

Pernah aku bercakap-cakap di suatu malam bersama dosen kesayanganku, Algooth Putranto. Nama ini selalu terngiang dalam benakku. Beliau adalah guru spiritualku, terutama kalau sudah mentok dan ada di level galau tingkat akut soal masa depan. Kami sering berdiskusi, bahkan berdebat. Memperdebatkan hal-hal kecil hingga hal-hal penting yang kadang akupun merasa tidak terlalu penting untuk mendebatkan hal ini dengannya.


Dan perdebatan kami berdua selalu berujung kepada kata-katanya yang tak pernah hilang dari ingatan. Seseorang yang bisa mengubah dunia dan sistem itu, ya hanya orang-orang berpengaruh. Awalnya aku kesal, sedikit tidak percaya dengan kata-katanya hingga suatu ketika aku menyadari bahwa tidak perlu menjadi orang besar. Orang kecil pun bisa mengubah dunia, dengan tekad yang kuat dan niat yang benar. 

Tulisan ini terinspirasi dari mba Irfa Hudaya Ekawati dan mba Dani Ristyawati yang menanyakan tentang "Siapa penulis favoritmu?". Dan melalui tulisan ini, aku ingin menegaskan kepada dunia bahwa penulis terfavoritku sepanjang masa adalah diriku sendiri. Loh loh, kok bisa? Iya, bisain aja. Meski memang bukan yang terbaik, bisa menuliskan apa yang ada di dalam pikiran menjadi sebuah tulisan itu semacam kebanggan.

Meski belum bisa sehebat penulis lain yang mampu mengeluarkan buku-buku keren, setidaknya sudah berani menulis itu sudah hebat. Eh, ini versiku sendiri lho, ya. Karena aku selalu punya anggapan dan prinsip bahwa fans terbaik atas segala cita-citaku adalah diriku sendiri. Apalah arti kepercayaan dan dukungan orang lain bila diriku sendiri tidak percaya akan kemampuanku, Iya, kan? :))

Dan melalui menulis, melalui tulisanku, aku ingin mencapai beberapa hal, seperti:

Ingin Mengubah Dunia Melalui Tulisan



Seperti yang telah aku sampaikan di atas bahwa semua orang yang ingin sekali ikut andil dalam perubahan sekecil apapun itu. Aku ingin ikut serta dalam pengubahan pola pikir, meski sederhana dengan menuliskan apa yang ada dipikiranku, aku berharap banyak yang terinspirasi. Aku ingin beberapa orang tahu sesuatu yang baru karena aku. Dan semoga, aku bisa menginspirasi pembaca blogku dengan kegiatanku entah hanya jalan-jalan atau kegiatan yang lumayan berarti untuk diambil hikmahnya hehe. Doakan, yaaa!

Bermanfaat Bagi Orang Lain dengan Sharing Pola Pikir Lewat Tulisan


FYI, aku tidak terlalu suka ngobrol terutama dengan orang yang tidak sefrekuensi atau sejalur. Entah baik dari pola pikir atau visi misi. Once aku nggak cocok, biasanya aku lebih memilih untuk menghindari orang-orang tersebut, Bukan karena apa, tapi aku memilih untuk menjaga diriku yang kadang bisa saja nggrundel atau mengumpat karena sistem yang tidak sejalan dengan seharusnya. Orang-orang yang mengenalku pasti tahu tentang ini.

Nah, menulis adalah satu cara yang tepat bagiku untuk menyajikan pola pikir dalam bentuk yang berbeda. Menulis bisa menjadi sarana yang tepat bagiku yang suka banget menuangkan apapun melalui tulisan. Buatku, tulisan itu lebih bisa menjangkau orang-orang lebih luas jika dibandingkan dengan lewat suara. Memang sih, tulisan itu bisa menimbulkan berbagai macam persepsi bagi pembacanya. Tapi, buatku, justru di situlah seninya.

Semakin banyak persepsi yang muncul, akan semakin banyak pula pola pikir yang ada untuk didiskusikan bersama. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa banyaknya persepsi yang muncul justru bisa jadi bahan diskusi atau malah topik tulisan baru yang bisa disharing lagi ke masyarakat, bukan?

Sebagai Pemacu Diri Agar Tidak Berdiam Diri


Nah ini, special untuk para gabuters dan jomblowers yang tidak tahu mau ngapain, menulis bisa jadi salah satu metode yang tepat untuk mengatasi kegabutan dan kejomblowanmu eh ku hahahha. Jadi, biar nggak diem-dieman aja, aku biasanya nulis. Apapun itu. Entah ngeblog kek, nulis di notes, atau di google keep-pun jadi, kok. Nulis aja pokoknya. Apapun. Nggak dibatesin.


Tujuannya biar apa? Biar pikiran para jomblo nggak kosong dan nggak halu kemana-mana. Biasanya aku suka nulis poin-poin penting yang baru saja aku omongin sama teman-teman terdekatku. Entah berupa nasehat, atau berupa apapun itu selama kalimatnya bagus, aku pasti tulis dan aku rangkai. Seperti salah satu kutipan dosenku di atas itu. Meskipun sudah lama sekali wejangannya, selama wejangan itu baik dan menginspirasi, aku pasti akan mengingatnya dan merangkainya. Hihi

Semoga saja, impian menjadi seorang penulis bukan hanya sekadar cita-cita belaka. Semoga kelak bisa menerbirkan buku yang bermanfaat untuk teman-teman terutama yang jomblo supaya sabar dalam penantian. Hahahaha ini kenapa jomblo terus yak bahasannya hihihi.

Salam,

4 komentar

  1. Mengamini setiap mimpi dan cita2mu sep... Ya kadang kita terlalu ngefans orang lain kmudian tidak menghargai pencapaian diri. Menganggap belum menghasilkan sesuatu yg berharga kalo blm sperti dia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih mba rahmii, terima kasih telah mengaamiinkan segala mimpi dan cita cita. semoga kebaikan juga selalu merahmati mba rahmi ya, mbaaa.

      love,

      Hapus
  2. Waiki jian semelohai...
    Apapun pekerjaanya kudune memang harus menulis untuk apresiasi perjuangan berbentuk literasi.

    Blofging ini salah satunya. Daya buzz-nya gede. Jadi bisa dinikmati dan pastinya manfaati untuk orang lain.

    Sukses ya! Semelohai

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin!!

      yang penting, apapun karya kita, ya diri kita ini yang harus belajar menghargai karya kita sendiri, mas. orang lain mah supporter tambahan aja, utamanya tetep diri kita sendiri ^^

      Hapus

Halo!

Terima kasih telah membaca blog www.dwiseptia.com. Semoga konten yang ada di blog ini bisa menginspirasi. Doakan saya bisa produksi konten yang lebih baik, ya!
Oh, ya kalau ada rekues konten silakan tulis di kolom komentar, ya! ^^