Hari-hari kerja dari kafe ke kafe membuatku selalu ingin mencari dimana tempat yang nyaman untuk bisa menghabiskan waktu berjam-jam. Kafe yang tenang, tidak berisik, interior bagus, barista seru dan tentu saja kafe yang bisa membuat betah berlama-lama.
Aku lalu menyambangi satu persatu kafe di Kudus. Saking banyaknya kafe yang pernah kusambangi, aku sampai hapal dimana kafe dengan sajian beans kopi terbanyak, yang punya pasta enak, yang murah, yang nggak berisik sampai yang baristanya nggak resek kalau ternyata aku harus di kafe dari pagi sampai sore untuk meeting atau sekadar menyelesaikan deadline-ku yang menumpuk.
Dan kemarin, akhirnya aku dan suami menyambangi salah satu kafe yang sudah lama muncul di FYP TikTok kami. Kafe kebun yang terlihat sangat asri meski hanya dari potongan video pendek yang disatukan dalam filter sinematik.
Indi Coffee Shop, Kafe Kebun Kecil yang Setiap Sudutnya Bak Scene di Film Ghibli
Mendengar tentang ghibli, pasti banyak yang tidak asing karena karya film dan alur ceritanya yang apik. Bahkan setiap detail scene dalam film-nya pun sungguh rapi dan menakjubkan. Dan ketika akhirnya langkah kaki kami sampai di kafe ini, kami membayangkan bagaimana jika kelak kami bisa mengimplementasikan setiap detail yang ada pada kafe tersebut ke rumah kebun kami yang sederhana.
Tanaman yang menggantung, action figure yang berceceran, rak buku yang diisi dengan banyak bacaan kehidupan, serta mesin kopi yang baunya memenuhi ruangan setiap kali digunakan. Duh, membayangkannya saja sudah membuatku bahagia.
Setiap sudut kafe ini benar-benar estetik dan melegakan mata. Paru-paru pun rasanya bisa bernapas lega karena pasokan oksigen yang luar biasa melimpah di sini. Tanpa AC, tapi sejuk bukan main. Rasanya ingin mengadopsi interiornya di rumah kebun kami, tetapi apa daya akan banyak biaya yang harus siap kami keluarkan karena meski penampakannya sederhana, maintenance kafe ini tak main-main.
Aroma Kopi Semerbak Memenuhi Ruang Barista
Pencinta kopi bisa cukup berpuas diri ketika mampir ke sini. Mau cari cold brew, americano, kopi cokelat, kopi susu, latte, cappucino, sampai seduhan manual brew atau japanese semua ada di sini, lengkap!
Dan kamu akan sangat bersyukur bisa menikmati setiap teguk minuman atau setiap gigitan snack yang memenuhi indera pengecapmu dengan harga yang sangat murah. Kelewat murah malah menurutku. Bayangkan, untuk snacknya hanya dibanderol 8ribuan dan untuk minumannya dibanderol 10ribuan saja.
Di saat di kafe kopi lain butuh dua puluh ribuan untuk bisa mendapatkan kopi nikmat dengan interior yang kurang lebih sama----bersih, dingin dan nyaman, di sini dua puluh ribuan bisa menikmati 2 minuman atau 1 minuman dan 1 snack.
Tidak ada parkir yang dibebankan saat pulang juga menjadi salah satu kelebihan yang bisa dipertimbangkan untuk bisa menjadikan tempat ini ruang ternyaman.
Selalu Ada Kelemahan dalam Setiap Kelebihan
Tidak ada yang sempurna. Sebagaimana seharusnya, tidak mungkin ada hal yang sempurna tanpa kekurangan. Dan di sini, ada kekurangan yang cukup krusial untukku yang butuh berlama-lama untuk menyelesaikan rentetan pekerjaan.
Ya, Indi Coffee Shop beroperasi hanya pukul 11-19.00 WIB dan tutup saat Minggu. Sungguh tidak ramah untuk ibu pekerja yang masih full time momong dua anak yang berusia 4 dan 6 tahun. Pasalnya, jam buka kafe menjelang jam jemput anak dan jam tutup kafe hanya setelah maghrib.
Mau mampir setelah antar anak ke sekolah sulit, mau datang saat malam juga tidak mungkin, bukan? Begitulah hidup. Kita tidak selalu bisa mendapatkan semuanya dengan sempurna dan selalu ada fakta yang harus kita terima karena kecewa juga butuh ruang.
Menu Sederhana yang Cukup Jadi Teman Berbincang di Meja
Aku telah mencicip cold brew, puding cokleat, kopi cokelat, vietnam drip dan japanese brew daaaaannnn semuanya enaaak! Alhamdulillah. Meski hanya bisa beberapa jam saja untuk duduk singgah, tapi cukup bagi kami untuk menyegarkan mata dan otak kami yang penat akan banyak hal di kepala. Setidaknya, kami bisa menyerap energi baik dari tanaman yang ada di kafe dan melalui makanan enak yang kami nikmati.
Di sini, satu gelas tak pernah cukup. Tentu saja karena harganya murah membuatku ingin mengeksplorasi setiap rasa pada menu lain yang belum tersaji di meja. Dan meski sebentar, tempat ini selalu bisa membuatku fokus sejenak untuk mengerjakan yang perlu kukerjakan atau sekadar menulis tulisan semacam ini.
Setelah membaca semuanya, apakah kamu tertarik untuk mampir ke sini?



















