Menikmati Sejuknya Baturaden Purwokerto saat Weekday dan Ini yang Kami Temukan
Kalau bisa tinggal di sini, kayaknya seru, ya!
Apa ya rasanya tinggal di kota kecil? Pertanyaan ini pernah kulontarkan dan mengira kota kecil akan jadi tempatku sekadar singgah. Tapi ternyata, kini aku tinggal di kota kecil, Kudus. Kota yang nggak pernah terpikirkan akan menjadi tempatku tinggal, ternyata jadi rumah ternyaman bersama suami dan anak-anakku.
Tapi, selayaknya manusia ternyata kami juga punya begitu banyak masalah dan membuat kami jengah serta ingin sekali lari sejenak dari rutinitas yang melelahkan. Masalah-massalah yang datang, pikiran-pikiran yang berisik, membuat kami ingin sejenak 'lari' ke luar kota meninggalkan rumah kami yang nyaman untuk kembali saling menguatkan bonding di keluarga kami.
Purwokerto, Destinasi Kecil Impian Kami untuk Kabur Sejenak
Dari sekian banyak pilihan, Purwokerto, Ungaran, Bandung, Pekalongan, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, pilihan kai mantap untuk melakukan road trip selama 4 hari 3 malam ke Purwokerto. Rencana perjalanan yang mendadak tak membuat kami gusar. Pukul 5 bada subuh kami memutuskan untuk pergi, pagi itulah kami langsung packing dan menyiapkan barang-barang.
Hotel belum dipesan, tujuan belum ditentukan, tapi kami sudah berangkat. Sayangnya, pekerjaan remote tak bisa ditanggalkan. Selama perjalanan, aku dengan laptopku berdampingan duduk mengerjakan satu persatu task dan menyelesaikannya agar bisa dilaporkan kepada kantor tanpa alasan.
Di perjalanan, kami juga memesan hotel tempat kami menginap, mengecek destinasi yang akan kami datangi dan kuliner yang menarik untuk dikunjungi.
8 Jam Perjalanan untuk Bisa Sampai dari Kudus ke Purwokerto
Bukan jarak yang dekat, tetapi kami sengaja untuk menuju Purwokerto menggunakan mobil. Sesekali melihat pemandangan dari luar jendela yang diiringi suara riuh anak-anak yang mulai bosan, kami juga mengobrol untuk me-release pikiran yang penat dan hati yang terasa sesak.
Menuju Wonosobo, kami sudah mengincar Mie Ongklok Longkrang, kuliner wajib yang tidak boleh kami lewatkan karena tak bisa kami temukan di manapun. Kami pun mengisi perut kami dengan makan siang di kedai Mie Ongklok Longkrang dan menikmati hawa dingin Wonosobo dengan hangatnya Mie kental khas Dieng ini.
Setelah kenyang, kami melanjutkan perjalanan menuju hotel di Purwokerto yang lokasinya dekat dengan stasiun. Harga hotel yang kami pesan cukup murah. 500ribu untuk 3 hari 2 malam. Sayangnya, petugas hotel meminta kami untuk menambahkan uang karena kata mereka ada peraturan baru. Sedikit kecewa, tapi kami malas sekali untuk berdebat.
Menuju Baturaden, Surga Tersembunyi di Purwokerto
Malamnya sesampai di hotel, kami menyewa motor ke penyedia rental motor di Purwokerto. 75.000 per 24 jam. Murah mahalnya termasuk relatif karena tergantung motor jenis apa yang disewa hihi. Untuk kami, cukup worth it karena kami mengangkut anak-anak. Kalau bonceng berdua mungkin kami sewa beat atau mio saja cukup untuk berduaan. Tapi kalau untuk anak-anak, lebih mending sewa yang agak bulky biar nggak sempit hahaha.
Saking mendadaknya, kami pun tidak sempat menemukan dan menentukan mana lokasi yang akan kami kunjungi untuk mengisi perut kami. Beruntungnya, sepanjang perjalanan banyak kafe pinggir jalan yang menarik untuk disambangi sembari aku meeting. Beginilah nyatanya, liburan rasa kerja dan kerja rasa liburan.
Meeting di puncak gunung sambil menikmati magelangan serta hawa sejuk ditambah roti bakar membuat suasana pagi itu sulit untuk dilupakan. Anak-anak pun menemani sembari menulis dan mengerjakan worksheet sederhana.
Selepas meeting ami melanjutkan perjalanan untuk menyusuri Baturaden hingga ke puncak, melewati kawasan hutan tempat Bobocabin Baturaden hingga wisata-wisata hutan pinus lain yang eyecatching. Saking jauhnya, kami sampai entah ada di mana karena kawasan wisata telah habis. Ya gini nih jalan tanpa tujuan. Keasikan muter-muter sampai nggak tahu arahnya kemana wkwkw ~
Akhirnya kami putar balik dan memutuskan untuk mencari yang ramah anak. Dan bertemulah kami dengan Lokawisata Baturaden.
Mengajak Anak Naik Perahu Kayuh, Melihat Air Mancur dan Berenang di Lokawisata Baturaden
Menjadi orang tua berarti harus menanggalkan ego, bukan? Kali ini bukan tempat yang kami sukai tetapi anak-anak sukai. Yaps, Lokawisata Baturaden menjadi labuhan kami untuk menghabiskan energi anak kami yang penuh dengan eksplorasi tiap sudut tempat.
Di sini, kami hanya perlu membayar 20.000 per orang. Jadi kami menghabiskan 80.000 sekali masuk untuk keluarga kecil kami. Cukup murah, tapi kalau anaknya banyak yaaa lumayan juga wkwkw ~
Kawasan Lokawisata Baturaden ini terbilang sangat luas dan menjadi rujukan wisatawan luar kota untuk berlibur melepas penat. Di pintu masuk, terdapat pesawat raksasa yang bisa dinaiki dengan membayar lagi. Kalau kami sih big no, ya. Karena kami cari yang gratis saja ahahah ~
Di sini, ada air mancur yang mejulang puluhan meter ke atas. Kami bak melihat air terjun yang deras, tapi ini dari bumi. Cantik sekali dan tentu saja sejuk. Pas dengan hawa Baturaden yang dingin. Kemudian, kami menuju ke kolam renang utama dan qadarullah Hari Kamis sedang ada pengurasan kolam ehehe jadilah kami mencari wahana lain yaitu Bebek Kayuh.
Di tempat bebek kayuh atau perahu kayuh, kami disuguhnya pemandangan yang luar biasa. Mengayuh perahu dengan manual di kolam ikan koi yang super besar dan cantik sembari menikmati pemandangan luar biasa yang ada di sekitaran kolam. Dan beruntungnya kami, ini weekday jadi kami nggak perlu buru-buru dan bisa mengayuh sepuasnya. Alhamdulillah, rezeki sekali bisa kerja di manapun. Allahumma Baarik!
Tapiii, belum afdhol kalau belum berenang. Anak-anak masih riuh minta berenang dan kami diarahkan petugas ke kolam renang baru yang ada di area depan. Dan masya Allah, kolam renang barunya baguusss karena ada perosotannya juga dan kolamnya pun ada beberapa kedalaman yang menyesuaikan tinggi anak-anak.
Di sini renangnya gratis, kalau mau sewa ban cukup membayar 10.000/20.000 per ban kami lupa. Dan selama anak-anak berenang, lumayan bisa buka laptop sebentar ehehe ya begitulah hidup freelancer yaaa, main weekday, kerja juga all day hahaha alhamdulillah.....
Dan baru kali ini anak-anak nggak kuat berenang lama. Yang biasanya minimal 1 jam, ini 15 menit mereka sudah menggigil. Bahkan bakso panas dan jeruk hangat pun tidak menolong mereka yang mulai menggigil hahaha. Akhirnya kami menyudahi berenang dan mengajak anak-anak untuk menghangatkan badan dengan makan cemilan dan jajanan yang dijajakan di kawasan Lokawisata Baturaden.
Kami Pulang ke Hotel dengan Kenyang dan Senang
Setelah puas menikmati Baturaden yang super menyenangkan, kami akhirnya pulang saat ashar dengan kenyang dan senang. Anak-anak mengantuk di motor dan kami kembali ke hotel sambil mengendarai motor sewaan.
Disambut hujan yang jatuh dari langit, masya Allah... Bertambahlan sejuk hari itu. Kami yang mengandalkan maps harus mencari tempat berteduh sambil menjaga anak-anak agar tetap terjaga selama di jalan karena repot yhaaa kalau mereka tidur saat di motor tetapi di hotel malahan full energy. Nanti ibu bapaknya yang capek wkwk
Hari kedua di Baturaden Purwokerto seru kaliiii alhamdulillah. Besok insya Allah akan cerita tentang kuliner yang kami sambangi di Purwokerto. Stay tune, ya! Hihi ~
Salam,
Dwi Septia
11 Comments
baca bagian pihak hotel meminta tambahan uang, jadi ingat kasus yang sama, namun pihak hotel itu berhadapan dengan salah orang, karena orang tersebut istrinya anggota pariwisata hotel juga, langsung tuh pada minta maaf pihak hotel , karna ujung2nya tambahan uang itu merupakan pungli juga
BalasHapusKami kesal sekali dengan ini kak. Dan anehnya, minta uang tambahan setelah 1x24 jam yang mana itu hari kedua menginap kami. Pertanyaanya kenapa tidak dari kemarin?
HapusSaya juga pernah ke Baturraden saat kecil. Cantik. Saya suka. Pengen sih bawa anak2 ke sana juga
BalasHapusRekor kalau baru 15 menitan anak-anak sudah minta berhenti berenang. Berarti suhu air dan udara di Baturaden memang sesejuk itu ya
BalasHapusTergelitik soal tambahan uang di hotel. Ada kasus di medsos platform TT, dia juga mengalami hal yang sama. Karena menolak dia diusir tengah malam. Ga taunya yang diusir ini istrinya orang PHRI dan dia konsultan. Plus posisi dia juga benar. Kenalah itu hotel.
BalasHapusMotor²an pas hujan berasa memang sejuknya karena hembusan anginnya.
BalasHapusSeru ya sewa motornya bareng keluarga yang kudu pinter milihnya
Motor²an pas hujan berasa memang sejuknya karena hembusan anginnya.
BalasHapusSeru ya sewa motornya bareng keluarga yang kudu pinter milihnya
Serunyaaaa!!!!
BalasHapusAku selalu berharap punya energi lebih untuk mbolang lagi. Hahaha
Senang banget pastinya rekreasi ke tempat wisata yang tidak crowded. Apalagi Baturaden tampak indah dan asri gitu.
BalasHapusWah kesal banget pastinya ya, mbak dikenai tambahan biaya kayak gitu. Harusnya dari awal dikasih tahunya. Nggak sabar nih baca cerita selanjutnya selama perjalanan
BalasHapusPada kuat berenang di dinginnya ari Baturaden yaa..
BalasHapusAlhamdulillaah..
Perjalanan selalu berkesan dan gak lupa bawa lepi.. tapi kadang aga takut yaa.. namanya di tempat wisata, banyak orang asing. Alhamdulillaah kolamnya aman dan nyaman untuk kerja dan anak-anak pun senang.
Halo!
Terima kasih telah membaca blog www.dwiseptia.com. Semoga konten yang ada di blog ini bisa menginspirasi. Doakan saya bisa produksi konten yang lebih baik, ya!
Oh, ya kalau ada rekues konten silakan tulis di kolom komentar, ya! ^^