Kalau bisa tinggal di sini, kayaknya seru, ya!
Apa ya rasanya tinggal di kota kecil? Pertanyaan ini pernah kulontarkan dan mengira kota kecil akan jadi tempatku sekadar singgah. Tapi ternyata, kini aku tinggal di kota kecil, Kudus. Kota yang nggak pernah terpikirkan akan menjadi tempatku tinggal, ternyata jadi rumah ternyaman bersama suami dan anak-anakku.
Tapi, selayaknya manusia ternyata kami juga punya begitu banyak masalah dan membuat kami jengah serta ingin sekali lari sejenak dari rutinitas yang melelahkan. Masalah-massalah yang datang, pikiran-pikiran yang berisik, membuat kami ingin sejenak 'lari' ke luar kota meninggalkan rumah kami yang nyaman untuk kembali saling menguatkan bonding di keluarga kami.
Purwokerto, Destinasi Kecil Impian Kami untuk Kabur Sejenak
Dari sekian banyak pilihan, Purwokerto, Ungaran, Bandung, Pekalongan, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, pilihan kai mantap untuk melakukan road trip selama 4 hari 3 malam ke Purwokerto. Rencana perjalanan yang mendadak tak membuat kami gusar. Pukul 5 bada subuh kami memutuskan untuk pergi, pagi itulah kami langsung packing dan menyiapkan barang-barang.
Hotel belum dipesan, tujuan belum ditentukan, tapi kami sudah berangkat. Sayangnya, pekerjaan remote tak bisa ditanggalkan. Selama perjalanan, aku dengan laptopku berdampingan duduk mengerjakan satu persatu task dan menyelesaikannya agar bisa dilaporkan kepada kantor tanpa alasan.
Di perjalanan, kami juga memesan hotel tempat kami menginap, mengecek destinasi yang akan kami datangi dan kuliner yang menarik untuk dikunjungi.
8 Jam Perjalanan untuk Bisa Sampai dari Kudus ke Purwokerto
Bukan jarak yang dekat, tetapi kami sengaja untuk menuju Purwokerto menggunakan mobil. Sesekali melihat pemandangan dari luar jendela yang diiringi suara riuh anak-anak yang mulai bosan, kami juga mengobrol untuk me-release pikiran yang penat dan hati yang terasa sesak.
Menuju Wonosobo, kami sudah mengincar Mie Ongklok Longkrang, kuliner wajib yang tidak boleh kami lewatkan karena tak bisa kami temukan di manapun. Kami pun mengisi perut kami dengan makan siang di kedai Mie Ongklok Longkrang dan menikmati hawa dingin Wonosobo dengan hangatnya Mie kental khas Dieng ini.
Setelah kenyang, kami melanjutkan perjalanan menuju hotel di Purwokerto yang lokasinya dekat dengan stasiun. Harga hotel yang kami pesan cukup murah. 500ribu untuk 3 hari 2 malam. Sayangnya, petugas hotel meminta kami untuk menambahkan uang karena kata mereka ada peraturan baru. Sedikit kecewa, tapi kami malas sekali untuk berdebat.
Menuju Baturaden, Surga Tersembunyi di Purwokerto
Malamnya sesampai di hotel, kami menyewa motor ke penyedia rental motor di Purwokerto. 75.000 per 24 jam. Murah mahalnya termasuk relatif karena tergantung motor jenis apa yang disewa hihi. Untuk kami, cukup worth it karena kami mengangkut anak-anak. Kalau bonceng berdua mungkin kami sewa beat atau mio saja cukup untuk berduaan. Tapi kalau untuk anak-anak, lebih mending sewa yang agak bulky biar nggak sempit hahaha.
Saking mendadaknya, kami pun tidak sempat menemukan dan menentukan mana lokasi yang akan kami kunjungi untuk mengisi perut kami. Beruntungnya, sepanjang perjalanan banyak kafe pinggir jalan yang menarik untuk disambangi sembari aku meeting. Beginilah nyatanya, liburan rasa kerja dan kerja rasa liburan.
Meeting di puncak gunung sambil menikmati magelangan serta hawa sejuk ditambah roti bakar membuat suasana pagi itu sulit untuk dilupakan. Anak-anak pun menemani sembari menulis dan mengerjakan worksheet sederhana.
Selepas meeting ami melanjutkan perjalanan untuk menyusuri Baturaden hingga ke puncak, melewati kawasan hutan tempat Bobocabin Baturaden hingga wisata-wisata hutan pinus lain yang eyecatching. Saking jauhnya, kami sampai entah ada di mana karena kawasan wisata telah habis. Ya gini nih jalan tanpa tujuan. Keasikan muter-muter sampai nggak tahu arahnya kemana wkwkw ~
Akhirnya kami putar balik dan memutuskan untuk mencari yang ramah anak. Dan bertemulah kami dengan Lokawisata Baturaden.
Mengajak Anak Naik Perahu Kayuh, Melihat Air Mancur dan Berenang di Lokawisata Baturaden
Menjadi orang tua berarti harus menanggalkan ego, bukan? Kali ini bukan tempat yang kami sukai tetapi anak-anak sukai. Yaps, Lokawisata Baturaden menjadi labuhan kami untuk menghabiskan energi anak kami yang penuh dengan eksplorasi tiap sudut tempat.
Di sini, kami hanya perlu membayar 20.000 per orang. Jadi kami menghabiskan 80.000 sekali masuk untuk keluarga kecil kami. Cukup murah, tapi kalau anaknya banyak yaaa lumayan juga wkwkw ~
Kawasan Lokawisata Baturaden ini terbilang sangat luas dan menjadi rujukan wisatawan luar kota untuk berlibur melepas penat. Di pintu masuk, terdapat pesawat raksasa yang bisa dinaiki dengan membayar lagi. Kalau kami sih big no, ya. Karena kami cari yang gratis saja ahahah ~
Di sini, ada air mancur yang mejulang puluhan meter ke atas. Kami bak melihat air terjun yang deras, tapi ini dari bumi. Cantik sekali dan tentu saja sejuk. Pas dengan hawa Baturaden yang dingin. Kemudian, kami menuju ke kolam renang utama dan qadarullah Hari Kamis sedang ada pengurasan kolam ehehe jadilah kami mencari wahana lain yaitu Bebek Kayuh.
Di tempat bebek kayuh atau perahu kayuh, kami disuguhnya pemandangan yang luar biasa. Mengayuh perahu dengan manual di kolam ikan koi yang super besar dan cantik sembari menikmati pemandangan luar biasa yang ada di sekitaran kolam. Dan beruntungnya kami, ini weekday jadi kami nggak perlu buru-buru dan bisa mengayuh sepuasnya. Alhamdulillah, rezeki sekali bisa kerja di manapun. Allahumma Baarik!
Tapiii, belum afdhol kalau belum berenang. Anak-anak masih riuh minta berenang dan kami diarahkan petugas ke kolam renang baru yang ada di area depan. Dan masya Allah, kolam renang barunya baguusss karena ada perosotannya juga dan kolamnya pun ada beberapa kedalaman yang menyesuaikan tinggi anak-anak.
Di sini renangnya gratis, kalau mau sewa ban cukup membayar 10.000/20.000 per ban kami lupa. Dan selama anak-anak berenang, lumayan bisa buka laptop sebentar ehehe ya begitulah hidup freelancer yaaa, main weekday, kerja juga all day hahaha alhamdulillah.....
Dan baru kali ini anak-anak nggak kuat berenang lama. Yang biasanya minimal 1 jam, ini 15 menit mereka sudah menggigil. Bahkan bakso panas dan jeruk hangat pun tidak menolong mereka yang mulai menggigil hahaha. Akhirnya kami menyudahi berenang dan mengajak anak-anak untuk menghangatkan badan dengan makan cemilan dan jajanan yang dijajakan di kawasan Lokawisata Baturaden.
Kami Pulang ke Hotel dengan Kenyang dan Senang
Setelah puas menikmati Baturaden yang super menyenangkan, kami akhirnya pulang saat ashar dengan kenyang dan senang. Anak-anak mengantuk di motor dan kami kembali ke hotel sambil mengendarai motor sewaan.
Disambut hujan yang jatuh dari langit, masya Allah... Bertambahlan sejuk hari itu. Kami yang mengandalkan maps harus mencari tempat berteduh sambil menjaga anak-anak agar tetap terjaga selama di jalan karena repot yhaaa kalau mereka tidur saat di motor tetapi di hotel malahan full energy. Nanti ibu bapaknya yang capek wkwk
Hari kedua di Baturaden Purwokerto seru kaliiii alhamdulillah. Besok insya Allah akan cerita tentang kuliner yang kami sambangi di Purwokerto. Stay tune, ya! Hihi ~
Salam,
Dwi Septia
sepakat atau tidak, yang tak direncanakan selalu punya kesempatan untuk berhasil lebih besar dibandingkan dengan yang direncanakan dengan matang.
Lagi dan lagi, hal itu terjadi pada kami. Tiba-tiba salah satu teman dekat kami akan pindah segera dalam waktu yang singkat. Sedangkan kami tak punya waktu banyak untuk melakukan perpisahan.
Awalnya, jumat sore kami masih duduk bersama memutari komplek perumahan tempat teman kami tinggal. Kemudian kami duduk dan menemukan fakta bahwa kami hanya bisa pergi bersama lengkap dengan keluarga lengkap plus anak-anak kami di hari Sabtu dan Minggu.
Akhirnya, kami bersegera membuat rencana perjalanan mendadak dan memutuskan untuk ke Jepara.
Memilih Tabebuya Resort untuk Bermalam
Hotel tempat kami menginap jatuh kepada Tabebuya Resort, sebuah resort keluarga yang ada di pinggir pantai. Alasan mengapa tabebuya resort menjadi labuhan kami karena selain lokasinya ada di pinggir pantai dan family friendly, resort ini menyediakan kano dan dayungnya untuk memfasilitasi tamu hotel yang ingin bermain kano di pantai bersama teman atau keluarga.
View Laut dari Kamar
Keesokan Paginya, Kami Menikmati Sarapan di Pinggir Pantai dan Berenang di Private Pool
Semuanya baik-baik saja, sampai akhirnya, Agustusku berubah menjadi salah satu bulan yang paling berkesan di seumur hidupku, terutama di dalam rangkaian perjalanan peernikahan rumah tangga kami.
Ini adalah tentang menjadi orang tua dan menjadi wali murid yang ternyata harus siap dengan segala macam rupa kejadian yang tidak pernah kami menyangka akan menghadapi episode kehidupan yang sebegini peliknya.
Kejadian Tak Terduga di Sekolah
Siang itu, anak kami mengalami kejadian yang tidak menyenangkan di sekolahnya. Kejadian yang semula kami kira ketidaksengajaan saja, ternyata adalah efek dari bungkamnya sekolah di tahun ajaran sebelumnya dan menganggap masalah ini bukan masalah serius.
Kasus pelecehan seksual. Yapppp, kasus pelecehan seksual di lingkungan anak TK yang mana anak saya menjadi korban di usianya yang baru saja genap 6 tahun. Dan yang menyesakkan, ini bukan kasus pertama yang terjadi di sekolah dan sekolah bungkam.
Awal Mula Kasus Pelecehan Seksual Terungkap
Anak kami yang berusia 6 tahun itu menceritakan detail kejadian di sekolah yang dialaminya. Sebagai orang tua yang tidak ingin gegabah, kami pun tabayun ke orang tua pelaku hingga 3x. Tapi sayang, kejadian pelecehan yang semula kami kira hanya kesenggol dan ada unsur ketidaksengajaan tersebut, nyatannya hanya ada dalam angan kami. Anak kami ternyata sengaja dilecehkan dan ini bukan kali pertama kejadian yang ada di sekolah.
1 minggu setelah kejadian, aku justru mendapati fakta mengejutkan lain yang membuatku hilang kendali. Hari itu, di saat aku ingin menyelesaikan kasus yang menimpa anak pertama kami sebagai korban, justru mendapati bahwa tenyata kejadian serupa pernah menimpa anak kami saat ia di kelompok bermain ketika usianya masih 3 tahun. Itu adalah usia dimana anak kami baru masuk ke sekolah dan belum bisa bercerita sebaik sekarang ini. Shock, pasti.
Tapi fakta mengejutkan lainnya adalah di tahun ajaran 2024/2025 lalu, ternyata sudah memakan 3 korban dengan pelaku yang sama dan sekolah hanya diam saja. Dan kasus ini terbuka karena kami sebagai orang tua sudah melakukan mediasi ke orang tua dan sekolah, tapi ternyata ketika menuntut keputusan sekolah untuk menindak tegas pelaku, sekolah tidak melakukan apapun dan seolah menganggap bahwa ini semua bukan masalah besar.
Perkembangan Otak Pelaku Pelecehan yang Tak Sejalan dengan Usianya
Kami menemukan fakta-fakta menarik, termasuk fakta yang diabaikan oleh sekolah karena sekolah dan yayasan takut aibnya terbuka di wali murid dan membuat nama baik yayasan hancur karena kelalaiannya.
- Pelecehan seksual yang telah terjadi sejak akhir tahun 2024 lalu, telah memakan 4 korban dengan 1 pelaku yang sama, setidaknya ini yang terungkap.
- Kejadian ini baru dibesarkan oleh kami sebagai orang tua karena anak kami yang berusia 6 tahun bisa berbicara secara runtut dan detail atas kejadian yang dialaminya di sekolah.
- Kasus yang ketahuan terjadi sejak setahun yang lalu, di mana posisi pelaku masih TK A dan korban duduk di KB dan TK A.
- Korban tidak hanya ke anak perempuan, tetapi juga anak laki-laki.
- Kelainan seksual yang dilakukan bertahap, mulai dari melihat, memegang, sampai meraba masuk secara terstruktur, yang bisa disimpulkan kalau “fantasi” berkembang bukan hanya sekedar main peran biasa.
- Pelaku dianggap belum bisa bercerita atau menyampaikan hal secara runtut di mana umur dia sudah di fase menuju SD), merasa hanya pihak pelapor yang mungkin membesar besarkan masalah, merasa pelapor mengarang cerita bahkan merasa mungkin memprovokasi, tapi orang tua tau kalo pelaku suka berbohong.
- Sekolah tidak merasa ini serius karena tidak ada CCTV, padahal kejadian telah terjadi tahun lalu, tetapi tidak ada komunikasi dari pihak sekolah kepada korban.
- Hingga saat ini terungkap, sejak ada kasus pertama, tidak ada punishment apapun dari sekolah terhadap pelaku, dan tidak ada sikap sebagaimana mestinya terhadap korban. Di mana perlindungan sekolah untuk anak anak?
Mediasi dan Konsultasi Psikolog yang Tak Menemukan Titik Terang
Emosi kami meledak-ledak ketika tahu bahwa kedua anak perempuan kami menjadi korban dari pelaku yang sama. Setelah menekan kepala sekolah untuk segera mengambil tindakan, mediasi pun digelar. Mediasi ini dihadiri oleh kedua orang tua pelaku, orang tua korban, seluruh guru, kepala sekolah dan pembina yang di sini hadir sebagai psikolog perwakilan sekolah.
Mediasi ini berlangsung sejak pukul 13.00 hingga 15.30 WIB. Selama 2.5 jam lamanya, kami mengira akan ada hasil di akhir. Nyatanya, selama mediasi, psikolog hanya menganggap bahwa ini hanyalah kenakalan anak usia dini yang sering terjadi dan normal karena ia sedang memasukan fase genetal. Dan mereka bilang ini NORMAL.
FYI, fase genetal adalah fase yang dialami oleh semua orang di usia anak-anak, dimana masa itu, anak-anak akan lebih penasaran dengan alat kelaminnya dan ingin mengetahui apa yang terjadi jika ia memegang, meremas atau 'memainkannya'.
Kami sadar bahwa setiap anak mengalami fase ini dan ini adalah tahapan yang tidak terelakkan. Tapi, membiarkan anak untuk berfantasi berlebihan dengan dalih masih anak-anak adalah kesalahan besar yang bisa membuat orang tua tergelincir dan tanpa sadar membiarkan anak tumbuh dengan fantasi seksual yang tidak wajar.
Yang membuat kami sedih dalam mediasi ini adalah, ketika sekolah menghadirkan psikolog sekaligus pembina sekolah sekadar untuk membuat mediasi ini sebagai media damai, tetapi tidak berniat untuk mencarikan solusi dan mencarikan hukuman yang pantas untuk pelaku.
Tidak Ada Permintaan yang Tulus dari Pihak Sekolah atau Pelaku
Selama proses mediasi berlangsung, tidak ada penjelasan apapun dari pihak guru yang pernah menyaksikan, menegur hingga pernah mengubur kejadian ini 1 tahun yang lalu yang terjadi pada ketiga muridnya yang salah satunya adalah anak kami yang masih KB. Pelaku juga hanya diam dan menangis saat diminta minta maaf oleh pihak pembina yang juga berperan sebagai psikolog.
MIRIS. Hati nuraninya seperti sudah mati. Kalau memang merasa bersalah, harusnya tanpa diminta pun sudah minta maaf dengan tulus. Bukannya malah harus didorong untuk minta maaf dan berpasrah mengatasnamakan takdir. Jujur saja, saya jijik ketika Bapak pelaku mengaku kecewa dengan saya ketika saya mengeluarkan statement berikut:
"Ibu, bapak, sekolah saja meminta kami para orang tua untuk menjaga anak kami yang sedang mengalami demam, batuk dan pilek untuk tidak bersekolah agar tidak menulari virus ke yang lain. Apakah pelaku yang jelas-jelas bersalah ini dibiarkan begitu saja tetap bersekolah dan harus memakan korban yang lebih parah?"
Katanya, dia kecewa anaknya disebut sebagai virus. Padahal, yang virus adalah orang tuanya. Orang tua mana yang dengan tega membiarkan anaknya tumbuh menjadi seorang penjahat dengan tidak mempedulikan bibit-bibit predator sex pada anaknya dengan mengobatinya, justru malah membiarkan anaknya melakukan perbuatan mesum kepada anak lain dengan dalih hanya anak-anak? Menurut saya ini sudah gila.
Kesaksian Orang Tua Pelaku Tentang Kebiasaan Anaknya di Rumah yang Jelas Ada KELAINAN
"Jangan terlalu sesumbar, kan saudara semuslim harus menasehati secara langsung, saat berdua dan saat tidak ada orang lain yang mendengar."
Alhamdulillah, gugur kewajibanku sebagai seorang muslim untuk membantah ini. Jauuuh sebelum saya membawa ini ke sekolah, aku sudah bertabayun dan mengingatkan ke orang tua pelaku selama 3 kali. Di sekolah saat mendapat laporan pertama dari anak kami, di sekolah di depan wali kelas, dan saya juga ke rumah pelaku menyampaikan kegalauan saya dan kekecewaan saya.
Tapi yang terjadi, saya mendapati fakta menjijikkan yang membuka tabir bahwa ternyata anak dia alias pelaku juga pernah melakukan pelecehan kepada 3 orang yang lain di Oktober-November 2024 yang mana itu satu tahun yang lalu. Parahnya lagi, dari ketiga korban, 1 di antaranya adalah anak kami yang masih KB dan pelaku duduk di TK A. Allahu Akbar!
Di sini, bahkan orang tua pelaku menceritakan kebiasaan anaknya yang suka mengintip daster, membuka celana, hingga menyetubuhi boneka. Tapi kocaknya, bonekanya yang dihancurkan :). Ketika mendengarnya pun saya speechless. Ini yang salah otaknya, kenapa bonekanya yang dihancurkan :)
Kepala rasanya sudah yaaa begitulah peningnya. Kalaulah bisa pingsan, saya pun pingsan. Tapi Allah Maha Baik, menjagaku agar tetap kuat mendengar hal jijik agar bisa mengambil jarak dari manusia aneh yang merasa ini masalah sepele :)))))
Sebagai penutup yang lebih dar der dor... Kejadian ini terjadi di sekolah Sunnah di Kudus yang menjadi satu-satunya sekolah Sunnah. Kyaaaaaaaaaa sudah tidak bisa berkata-kata lagi.
Sudah sejak bertahun silam lamanya aku mampir lagi ke Mie Ongklok Longkrang, Wonosobo. Kali ini aku mampir berempat bersama suami dan anak-anak. Sengaja. Trip kami kali ini menuju Purwokerto, kota yang sempat kukunjungi 7tahun yang lalu, tapi belum puas karena belum sempat menjelajahinya.
Kami melewati rute darat tanpa tol. Kudus-Demak-Semarang-Ungaran-Bawen-Ambarawa-Temanggung-Wonosobo. Rute yang panjang dan kami sengaja berangkat dalam kondisi lapar untuk bisa menyisakan ruang di perut kami untuk Mie Ongklok, panganan khas Wonosobo yang belum pernah kami temukan di tempat lain.
Mie Ongklok, Mie Khas Wonosobo yang Unik
Kalau biasanya teman-teman lebih akrab dengan mie goreng atau mi rebus dengan kuah kaldunya, mie ongklok ini berbeda. Mie Ongklok ini adalah mie kuning rebus yang disajikan dengan kucai rebus, kol rebus dan kuah kental berkacang dan ada ebinya.
Kalau pertama kali melihat, mungkin akan aneh karena ini mie, tapi kental, tapi nggak nyemek. Tapiii, pas udah nyobain beuuuh masya Allah wuenaaak ternyata hehe. Rasanya kayak makan mi kentel gitu, tapi lama-lama dia cair. Mungkin karna ada kandungan dari air sisa rebusan mie kali, ya.
Dominan rasa dari Mie Ongklok ini manis, gurih dan ada kacang-nya gitu hehe ~
Dan uniknya, Mie Ongklok ini biasa disajikan bersama sate sapi atau sate ayam sebagai pendamping mie-nya. Pun, ada juga aci dan tempe kemul khas Wonosobo yang akan menambah cita rasa khas Mie Ongklok.
Dinginnya Wonosobo dipadu dengan hangatnya Mie Ongklok, beuuuuh mantap betul masya Allah 👍👍👍
Warung Mie Ongklok Longkrang, Warung Mie Legendaris Sejak Dulu
Kami makan di Mie Ongklok Longkrang, salah satu warung klasik yang ada di Wonosobo sejak dulu kala. Warung ini sudah lama sekali, entah berapa lama tapi yang jelas 13 tahun lalu aku tahu warung ini dan saat itu, warung ini sudah terkenal dan punya nama. Kalau sekarang, ya makin lama lagi wkwk. Dan tipikal warung-warung lama dan khas tuh biasanya temboknya penuh dengan stiker-stiker yang entah kujuga bingung ini siapa yang awalnya nempelin sampe akhirnya sepenuh ini muehehe.
Lokasi Mie Ongklok Longkrang nggak jauh dari alun-alun Wonosobo. Letaknya di pinggir jalan searah. Pokoknya tengok kanan-kiri saja kalau mau menyebrang karena warungnya cukup kecil, jadi parkirnya di pinggir jalan.
Harga Mie Ongklok-nya relatif lumayan untuk para turis luar Wonosobo yang lagi BM sama Mie Ongklok. Kemarin kami pesan 3 mie ongklok, 1 sate sapi, 2 es jeruk, 2 es teh 3 gorengan habis 130ribuan. Lumayan mahal sih menurut kami, tapi untuk sekali-kali mampir setelah sekian lama, cukuplah hehehe ~
Sekian, itu dia perjalanan kami mampir ke warung Mie Ongklok Wonosobo. Kapan-kapan kalau sedang menuju atau lewat ke Wonosobo jangan lupa cobain, yah!~
Rencana yang terlalu lama direncanakan biasanya lebih sering gagalnya.
Mitos atau fakta? Hihi
"mas, kasian anak-anak liburan panjang di rumah aja. Ajakin ke Jepara Ourland Park, yuk?""Kapan?""Siang ini, abis anter pesenan bakso"........."Yaudah, yuk"
Renang Dadakan di Jepara Ourland Park
Area Waterpark Anak-Anak dan Balita
Pernah nggak sih ngerasa kok kayaknya duit cuma numpang lewat di rekening? Padahal udah niat mau nabungeh ada aja godaannya. Rasanya tuh, baru gajian kemarin, eh sekarang udah tipis lagi. Belum lagi godaan diskon sana-sini, promo makanan enak, sampai keinginan buat check out barang di e-commerce yang sebenarnya nggak terlalu penting. Akhirnya, niat nabung cuma jadi wacana di awal bulan doang.
Hal ini wajar banget kok dialamin banyak orang, apalagi di era serba digital kayak sekarang. Informasi diskon dan promo gampang banget nyasar ke kita, bikin tangan gatel pengen klik. Belum lagi tren lifestyle yang bikin kita ngerasa " FOMO" kalo nggak ikut-ikutan. Akhirnya, pengeluaran jadi membludak di luar rencana, dan saldo rekening pun teriak minta diisi lagi.
Nah, dari pengalaman pribadiku nih dan mungkin kalian juga, kesulitan ngatur keuangan ini seringkali bikin kita jadi mikir dua kali buat mencapai tujuan finansial. Mau liburan impian, beli gadget baru, atau bahkan cuma sekadar dana darurat, rasanya kok berat banget ya kalau duit cepet banget ngilang. Padahal, kalo ada alat atau cara yang bisa bikin kita lebih aware sama pengeluaran dan pemasukan, pasti jauh lebih gampang deh mewujudkan impian-impian itu.
Semua Berubah Sejak Kenal Sama Amartha
Hidupku berubah sejak kenal sama Amartha. Yes, Amartha. Namanya cantik, secantik aplikasinya. Hahaha iya kok ini tuh lagi ngomongin aplikasi, bukan orang.
Aku kenal aplikasi Amartha ini baru-baru ini. Ini tuh aplikasi keuangan digital yang punya fungsi all-in-one package buat ngaturin duit yang sering goib setiap kali baru diisi huhu mengesedih banget yak kayanya.
Bukan sembarang aplikasi, Amartha Finance ini bisa banget buat bantu kehidupanku sebagai ibu rumah tangga ini buat gercep bayarin tagihan listrik, air sampai tagihan BPJS. Keren banget nggak, tuh! Bahkan, mau beli pulsa atau paket data yang biasanya aku masih suka beli ke temen, sekarang tinggal pakai Amartha Finance aja. Super praktis pokoknya!
Fitur-Fitur yang Ada di Amartha Finance
Biar makin cinta, nih aku kenalin fitur-fitur yang ada di Amartha Finance. Di aplikasi keuangan serba bisa ini, ada fitur Celengan dan Amartha Link.
Fitur Celengan
Hidup kita kan serba nggak pasti, ya. Masa depan juga nggak ada yang tahu. Nah, untuk membantu kita nggak terkejut sama keuangan masa depan, Amartha Finance ini menyediakan fitur Celengan yang basically ini tuh produk investasi yang aman. Gampangnya, kalian tuh bisa nabung sambil dapat untung sampai 7% per tahun. Wiiihhhhh, apa nggak seneng tuh kalau sebanyak itu untungnya!
Fitur AmarthaLink
Buat kalian yang mau cari duit tambahan atau side hustle sebagai ibu rumah tangga juga bisa banget loh pakai Amartha Finance ini. Eh, gimana emang caranya? Gini, dengan pakai aplikasi Amartha Finance ini kalian bisa banget jadi agen pembayaran atau melayani apapun transaksi perbankan.
Jadi tuh nggak cuma bisa ngatur duit pribadi dan rumah tangga aja, tapi kalian juga bisa punya bisnis pembayaran sendiri lewat aplikasi ini. Bisa jadi ibu rumah tangga yang berpenghasilan di rumah tapi nggak perlu ninggalin kewajiban di rumah. Wuiiih, kurang keren apa coba?
User Experience yang Ramah dan Simpel
Nah, dari tadi kita udah bahas fitur-fitur keren Amartha Finance yang bisa bikin hidup finansial kita lebih on track. Tapi ada satu hal lagi nih yang nggak kalah penting dan sering jadi pertimbangan kita pas milih aplikasi: User Experience (UX) alias pengalaman penggunanya, dan tampilan yang simpel. Menurutku ini penting, tapi sering terlewat.
Coba deh bayangin, punya aplikasi dengan fitur seabrek tapi tampilannya ribet, menunya muter-muter, atau loadingnya lemot. Pasti males banget kan makenya? Bukannya mempermudah, malah bikin kita makin pusing. Belum lagi kalau pas HP kita butuh multitasking dan lost signal. Waduh, bisa bikin tambah kesel ya, kan?
Nah, di Amartha Finance ini, mereka bener-bener mikirin banget hal itu. Tampilannya itu clean, minimalis, dan ikon-ikonnya juga gampang dipahami. Jadi, sekalipun kalian baru pertama kali pake, dijamin nggak bakal nyasar atau bingung cari fitur yang diinginkan. Semua letaknya intuitif dan logis.
Nggak cuma tampilan doang yang simpel, proses transaksinya juga dibuat sesederhana mungkin. Mau bayar tagihan? Tinggal beberapa tap. Mau cek saldo Celengan? Langsung kelihatan. Nggak ada tuh langkah-langkah yang bertele-tele atau pop-up yang bikin sebel. Ini penting banget sih, apalagi buat kita yang maunya serba cepat dan nggak mau ribet. Dengan UX yang mudah dan tampilan yang simpel ini, Amartha Finance bener-bener pengen semua orang, bahkan yang mungkin belum terlalu familiar sama aplikasi keuangan, bisa dengan nyaman dan percaya diri mengelola finansial mereka. Jadi, nggak ada lagi alasan "susah" atau "ribet" buat mulai melek finansial!
Yuk, Jadi Ibu Rumah Tangga yang Berdaya dari Rumah dengan Amartha Finance
Nah, ngomongin soal AmarthaFin ini, aku sendiri udah buktiin lho gimana ngebantu banget aplikasi ini di kehidupan nyata. Jujur aja, sebagai ibu rumah tangga, ngatur duit bulanan itu kadang lebih rumit dari rumus fisika! Wkwkwk anyone can relate?
Tapi, setelah kenalan sama Amartha Finance, semua jadi lebih terang benderang. Aku jadi gampang banget nge-track pengeluaran buat listrik, air, sampai belanja bulanan. Jadi, ketahuan deh duit "boncos"nya kemana aja, dan gue bisa langsung bikin strategi biar nggak kebablasan lagi bulan depan. Pokoknya, jadi makin melek finansial deh urusan duit rumah tangga!
Nggak cuma buat ngatur pengeluaran doang, Amartha Finance ini juga bikin aku ngelihat peluang baru. Dulu mikir, "duit segini-gini aja, gimana mau nambah pemasukan?" Apalagi, anak-anak udah mau masuk SD dan harus banget muter otak buat nyari tambahan.
Eh, pas tahu ada fitur AmarthaLink yang bisa jadi agen PPOB (Payment Point Online Bank), langsung deh otak gue jalan. Rencananya, gue mau coba jualan pulsa dan paket data dari rumah pakai AmarthaFin ini. Lumayan banget kan, bisa nambahin pemasukan buat beli skincare atau nabung buat liburan impian keluarga.
Bisa bayangin nggak sih, cuma dari rumah aja, sambil ngurus anak dan beberes, kita bisa jadi ibu-ibu berdaya yang punya penghasilan sendiri? Nggak perlu lagi mikir gimana caranya keluar rumah atau ninggalin anak buat kerja. Tinggal manfaatin smartphone dan Amartha Finance, kita bisa jadi "juragan pulsa" di komplek atau di lingkungan sekitar. Ini bener-bener solusi cerdas buat ibu-ibu yang pengen punya side income tanpa harus ngorbanin waktu sama keluarga.
Jadi, buat kalian yang masih pusing ngatur duit, yang ngerasa duit cuma numpang lewat di rekening, atau yang pengen banget punya penghasilan tambahan tanpa ribet, Amartha Finance ini jawabannya! Fitur lengkapnya, kemudahan pakainya, dan potensi buat nambah cuan, bener-bener paket komplit, deh.
Dwi Septia
ABOUT ME

POPULAR POSTS
-
“Bagian mana yang lebih kamu sesali dalam hidup, gagal saat masa mencoba atau menyesal karena tidak pernah mencoba sama sekali?” Semua ber...
-
sepakat atau tidak, yang tak direncanakan selalu punya kesempatan untuk berhasil lebih besar dibandingkan dengan yang direncanakan dengan ma...
Newest Post
