Udah, jangan nanya. Jangan sampe nanya ini, soalnya sama aja bangunin macan yang lagi tidur wakakka serem! iya, serem! Soalnya taun ini aku nggak kemana-manaaaa huwaaa. Biasanya emang nggak kemana-mana sih, tapi kayak mulai berasa sepi aja. Mungkin karena aku udah tua kali ya *eh ngaku juga akhirnya.
Jadi, liburan akhir tahunku kali ini hanya di rumah saja, seperti biasa nggak kemana-mana. Dan jadwal yang sudah pasti adalah aku akan menghabiskan akhir tahunku dengan marathon nonton drama korea. Sebal? Iya. Mba Uniek dan Mba Novi ini emang yaaaa, pinter banget kalau bikin tema. Aku batal sok-sokan have fun sama liburanku yang suram dong ini gara-gara2 tema nulisnya liburan akhir tahun hahaha. Nggak apa-apa, biar jomblo dan cuma nonton Drama Korea, aku tetap bahagia ditemani oppa dari layar kaca *eh wakakakaka.
Dulu pernah sok jaim banget sama teman-teman. Sok-sok ngomong begini:
"Ih, apaan sih nonton Korea begitu, kan alay tau." "Ogaaahhh, nggak bakalan terkontaminasi sama film Korea gue" "Yaelah nonton Korea lagi? Apa bagusnya, siih?"
sampai akhirnya ada yang bilang begini ke aku:
"Yakin deh, Sep. Once lo nonton Drama Korea, pasti lo bakalan kecanduan."
Dan aku masih menolak, menolak dan menolak. Hingga akhirnya, semua teman kantor di Jakarta yang cewe ngomongin tokoh drama Korea, nonton drama pas penat sama kerjaan dan akhirnya aku penasaran dan dicekokin drama. Aku lupa judulnya apa, yang aku ingat gara-gara itu drama, hidupku jadi penuh drama kalau nggak nonton drama. Eh, gimana? Hahahaha
Aku sih nggak bisa ngapalin nama oppa-oppa Korea seperti teman-teman dan aku bersyukur nggak jadi fanatik dan jadi fangirling. Ngefans sama Dude Harlino aja udah cukup. Udah sejak masih SD sampe sekarang hehehe, dah nggak mau nambah daftar manusia ganteng lagi di hidupku. Satu itu aja udah cukup. Iya, udah cukup bikin patah hati sebab Dude milih Alysa daripada Septi. Yaiyalah, plis deh ngaca, Sep, ngaca!!!! XD
Ini apa sih kok jadi bahas Dude hahaha....
Eh, eh, mau tahu list Drama Korea yang aku dapat dari teman Jakarta untuk menemani akhir tahunku, nggak? Mau aja deh, ya. Siapa tahu cocok juga terus jadi nontonin, terus jadi kecanduan kayak Septi, deh. Hahahahaha
Uncontrollably Fond
Sudah sejak tahun lalu, satu tahun mungkin aku direkomendasikan film ini oleh rekan kerjaku. Dia suka sekali, katanya. Dan aku barusan kelar nontoninnya. Emang ya, orang kalau nggak fanatik ya begini, nggak bisa marathon nontoninnya. Hahahahaha.
Kesimpulan cerita yang aku tangkep, sih. Ini kisah si miskin dan si kaya. Bagus? Lumayan, sih. Aku lebih suka yang jadi antagonis. Soalnya cakep huahahah. Tetep ya, mata wanita kalau liat cowok beningan dikit rasanya berair. Untung, selama nontonin karakter antagonisnya aku nggak teriak "Oppa, oppa...."
Doctor Stranger
Kalau ini lagi aku tontonin sekarang ini. Bagus? Bangeeeeeetttt. Pemeran utamanya tu nggak ganteng, tapi aku suka pas dia meranin di sini. Cakep gila karakternya. Dia tu kayak pemeran utama Drama Korea Doctors yang udah aku tontonin beberapa waktu yang lalu.
Caranya dia memperlakukan orang lain, easy goingnya dia, pinternya dia di film ini ya Allah bikin gigit jari, Super duper cakep abiiisss. Dan film ini bisa bikin aku ngomong sama layar wakakkaka. Macem emak-emak yang lagi nontonin tokoh antagonis di sinetron tipi. Berasa gila, sih. Tapi beneran deh nontonin film ini jadi belajar banyak hal tentang karakter orang. Btw, cowok yang jadi lawan mainnya juga nggak cakep. Malahan, kalau dia muncul pengen dipites aja. Ehehehe
Dua film itu sih yang nemenin akhir tahunku. Masih ada beberapa Drama di Harddisk yang siap buat ditonton. Tinggal besok aja deh mau yang mana hihi. Btw, kamu suka nonton Drama Korea juga, nggak? Apa cuma aku aja? Kalau suka, rekomendasiin yang cakep buat ditonton, dong hahahah biar aku punya tontonan XD.
Selamat Liburan Akhir Tahun!
Salam,
Kalau dipikir-pikir, meski aku adalah anak bungsu yang kini sendiri di rumah sebab kakak pertamaku sudah menikah dan bekerja di luar Pulau Jawa, aku tergolong jarang memiliki me time bersama Ibu. Bahkan, aku pun pernah lari ke luar kota -- ke Jakarta.
Terima kasih untuk mba Noorma dan mba Chela sudah membuatku akhirnya mengabadikan momen ini. Sebab mungkin tanpa mereka, aku tidak terpikir sama sekali untuk menuliskan tentang ini.
Beberapa puluh tahun silam lamanya aku pernah menuliskan tentang ibuku. Aku pernah menuliskan tentang bagaimana aku menikmati hariku bersama ibu dengan membuat cake durian sebagai bentuk kejutan bahwa aku tengah memberi beliau surprise. Btw, aku ini suka masak, meskipun terlihat tomboy dan bukan anak dapur banget, aku cukup kompeten untuk masak memasak dengan menggunakan feeling. Iya, feeling gimana caranya biar rasa masakan pas dan nggak terpatok sama bumbu resep.
Ini ibu saya, sudah 60 tahun. masih cantik, kan? :))
Btw, di antara hari-hari lain, hari ibu itu momen yang paling aku nanti. Sebab, di hari ibu, aku bisa sok-sokan kasih kue dan bilang sayang gitu. Maklumlah, anak zaman now suka keki kalau kasih cium-cium begitu ehehehe. Dan momen hari ibu itu bisa jadi momen yang pas buat ngajakin ibu jalan-jalan. Yah, tambahin alibi-alibi begitulah biar ibu mau dan nggak nolak. Ibu orangnya susah banget soalnya, bisa bayangin deh batunya Septi itu nurun dari siapa.
Ibu Jadi Satu-satunya Keluarga yang Bisa Diajak Hangout
Ada yang membuatku begitu iri jika melihat orang lain -- teman-teman lain yang suka dan seringkali hangout bersama keluarga. Jelas saja, aku hanya punya ibuku untuk diajak main, dan mungkin teman-temanku. Abangku sudah menikah dan memang sejak dulu kami berdua tidak sedekat itu. Bahkan, kami ada di dua pulau, abangku di Pulau Kalimantan dan aku di Pulau Jawa. Kami tidak saling berkomunikasi, jadi ya begitu deh kalau ada yang nanya kabar abang aku cuma bisa jawab "entahlah......".
Dan Ibu, buat saya beliau adalah orang yang paling berarti buat hidup ku. Dan beliaulah yang membuatku akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah, Semarang meskipun aku sudah mendapatkan posisi di Jakarta yang bisa membuat karirku menjadi lebih baik di tahun-tahun mendatang. Sebab hanya ibu yang aku punya.
Setiap kali aku punya uang lebih dan uang itu nganggur, aku akan selalu ajak ibu kemanapun. Makan, pergi, belanja atau beli sesuatu yang penting untuk rumah. Meski kadang cuma belanja ke pusat jajanan atau makan ayam penyet, bagiku itu sudah mewah bisa mengajak ibu pergi.
Tapi, tahun ini berbeda. Hari Ibu aku nggak ngajakin ibu kemana-mana. Terlalu banyak drama di rumah, Ibu susah sekali diajak keluar. Aku sudah siapkan mobil rental pun rasanya percuma. Susah ngomong sama ibu untuk bisa diajak keluar. Dan aku malas berdebat. Akhirnya, aku pun kota-kota sendiri, ke Jogja, Solo, Boyolali, Salatiga dan kembali ke Semarang dalam waktu14 jam. Gila? Iya, selamat datang di dunia Septi.
Ayah, Kemana?
Pasti ada pertanyaan ini, kan. Ayahku ada di rumah, tapi kami jarang sekali berkomunikasi. Like a ghost aku kalau di rumah, datang, ke kamar, udah. Nggak ada saling ngomong satu sama lain. Kok bisa begitu? Ya, memang begitu adanya. Dan itu sudah terjadi sejak beberapa puluh tahun terakhir. Usiaku yang hampir 1/4 abad ini nggak pernah punya quality time sama Ayah. Makanya, seperti yang aku bilang di atas, Ibu itu segala-galanya buat aku. Karena cuma beliau yang bisa diajak ngobrol, meskipun seringkali mangkir.
Aku, Ibu, Abang dan Ayah apalagi. Jarang banget ngobrol berempat. Selain karena memang tidak dekat, kami memiliki kesibukan masing-masing yang membuat kami jarang punya waktu untuk ngobrol berempat. Nggak tahu persisnya kenapa. Hanya memang sejak dulu saja memang begitu adanya dan aku hanya melanjutkan apa yang sudah ada. Aneh, ya? Sudah, aku juga merasa begitu, kok. Stop judging if you dont know nothing, ya. Aku aja nggak tahu, makanya aku nggak mau blaming my own life and my own fat juga hahhaha.
Dan aku selalu menyemogakan semuanya bisa berubah suatu saat nanti dan naudzubillahimindzalik kalau aku mendapatkan keluarga seperti itu. Aku ingin mengubah semuanya dari keluarga kecilku. Ya, jodohnya sih memang belum kelihatan, tapi ya didoakan saja daripada blaming others, ya to?
Jadi, gimana hari ibumu tahun ini? Sudah bilang sayang ke ibu belum? ^^
Salam
Pernah dengan metode rockpod dalam dunia kesehatan? Aku belum. Baru beberapa waktu lalu ketika sedang mengikuti rangkaian acara dari Dinas Kesehatan di The Wujil Hotel and Convention aku mengenal metode ini. Namanya lucu, ya hahahha. Kebayangnya batu -- soalnya rock. Eh, ngarang deng hahaha cuma menerka-nerka aja, sih.
Jadi, setelah mengikuti rangkaian acara dari Dinkes Semarang beberapa waktu yang lalu dan cukup kenyang dengan materi kesehatan, ada tes kesehatan yang aku jalani bersama dengan blogger kesehatan lain. Dan kali ini aku bilang agak unik tesnya. Kalau biasanya setiap kali acara aku hanya menjalani tes darah saja untuk mengecek kadar kolesterol dan kadar gula dalam darah, maka berbeda dengan kali ini.
Pagi-pagi, kami para peserta sudah diminta untuk berkumpul di lapangan. Konon katanya, kami diminta untuk lari sejauh 1.6km. Whaatt??? Jaraknya bikin encok duluan ya kalau dibayangin hehehe. Tapi, ada pengecualian khusus bagi mereka yang punya masalah dengan kesehatan. Aku, salah satunya. Ada 3 masalah yang aku alami dan membuatku harus memiliki tanda nomor merah. Dan aku tidak diperbolehkan berlari kencang, yaaa emang nggak kuat juga sih kalau lari hehehe.
Singkat cerita, setelah persiapan selesai, pembuatan garis start dan finish selesai, aku dan peserta kloter pertama alias kloter lemah memulai berjalan cepat dan berlari kecil. Aku memutuskan untuk jalan cepat saja, sebab kalau lari aku bisa engap dan sesak napas. Dasar lemah!! Hahahaha
1,6 Kilometer Itu Lumayan Ya Ternyata Hahaha
Ngos-ngosan, capek dan luar biasa perjuangan. Hahaha lebay lebay, nggak kok. 1.6 itu lumayan jauh sih memang kalau jalan cepat. Tapi, karena dilaksanakan bareng-bareng jadinya deket-deket aja. Cuma ya itu, nggak berasa keringetan soalnya waktu itu emang lagi nggak enak badan. Jadinya ya begitu deh, badannya jadi kayak masuk angin. Malahan sempat muntah setelah olahraga itu. Fix, emang lagi sakit sih hehehe. Tapi bersyukur, muntahnya pas sudah selesai, jadinya nggak ngrepotin teman-teman dan panitia.
Emang pada saat itu kondisi badan lagi ngedrop-ngedropnya. Apalagi sebelumnya dinyatakan lagi nggak sehat dan harus bed rest, tetapi masih maksain kegiatan. Yaudah deh, fatal ternyata sampai muntah hahahah. Buat pelajaran besok-besok kalau capek dan sakit nggak boleh maksain :")
Hasil Rockpodnya Gimana?
Sebagai insan yang suka dan hobi jalan-jalan, aku merasa gagal karena nggak bisa mendapatkan hasil tes kesehatan yang bagus. Hasil tes rockpodku kurang mameennn!!!!! Dan aku shock banget tau hal ini hahahaha. Padahal biasanya kalau jalan kemana mana bawa beban hidup d pundak sampai naik gunung pun kuat. Lha ini, setelah tes ternyata akumah apa atuh :") LEMAH SUNGGUH hahahaha...
Jadi, dari rekapitulasi catatan waktu tempuh, jarak dan denyut nadi, aku dinyatakan memiliki kebugaran yang kurang. Dan ini bikin aku jadi nggak boleh capek-capek intinya. Faktor penyebabnya adalahhh eng ing eeenggg, tebak dong apaan... YESSSS!! KEBANYAKAN BEGADANG, JARANG OLAHRAGA DAN KEBANYAKAN RADIASI DARI GADKET (LAPTOP DAN SMARTPHONE). Dodol emang kalau udah kerja suka lupa waktu.
Sampai ibunya dari Dinkes bilang:
"Blogger emang gitu sih, ya. Kerjanya di laptop dan biasanya hidupnya malah malam. Makanya kondisinya jelek"
Dyaarrrr menohok sekali yha kata-katanya XD.
Anyway teman-teman, buat kalian yang merasa kurang sehat jangan dikit-dikit ke Rumah Sakit yah. Cobain deh ke Puskesmas gitu. Nggak usah takut antri dan takut kumel. Puskesmas zaman now udah bersih, tenaga kesehatannya udah banyak dan fasilitasnya udah lengkap. Jadinya bisa banget nih kalau teman-teman mau cek kesehatan atau opname penyakit ringan di Puskesmas.
Bahkan, kerennya lagi adalah kalau teman-teman butuh bantuan cepat, sigap dan tanggap bisa banget langsung menghubungi AMBULANCE HEBAT milik Puskesmas. Ambulance ini akan segera melakukan cek dan ricek kondisi yang dilaporkan oleh pelapor untuk segera ditindaklanjuti dibawa di Rumah Sakit. Kalau kondisi dirasa masih cukup ringan, maka ambulance akan mengarahkan ke Puskesmas terdekat atau dengan memberikan pertolongan pertama saja. Tapi, kalau sifatnya parah pasti akan langsung dibawa ke Rumah Sakit terdekat.
Gimana, kualitas kesehatan di Semarang makin kece, bukan?
Salam,
Menjadi anak rantau itu sulit. Apalagi jika setiap bulan sekali harus pulang ke kampung halaman.
Aku harus selalu berebut tiket dengan perantau lain yang ingin pulang dari riuhnya metropolitan.
Pernah bayangin nggak rasanya menempuh perjalanan jauh secara kilat, tetapi frekuensinya luar biasa sering. Aku mengalaminya secara langsung selama satu tahun ini. Dimana setiap Hari Jumat malam pulang ke kampung halaman Semarang dan menempuh perjalanan dengan kereta selama 7 jam, sampai di kampung halaman Sabtu Subuh dan Minggu malam harus kembali ke Jakarta, si kota metropolitan dengan menempuh perjalanan 7 jam lagi. Itupun kalau keretanya nggak delay!
Iya, aku menghabiskan empat belas jam lamanya di dalam kereta ekonomi, berbagi tempat dan ruang bersama penumpang lain, berdesakan dengan tas dan barang bawaan merea hanya demi bisa bertemu dengan keluarga. Dan itupun tidak lebih dari 48 jam lamanya --- tidak lebih dari dua hari penuh. Such a tiring trip. But, i did it!
Semua lelah rasanya tidak sebanding dengan bisa menatap wajah kedua orang tua di rumah yang menanti dan berharap anak perempuannya ini bisa sampai dengan sehat walafiat dan selalu membawa kabar baik. Tidak dengan topik suasana kantor yang menyebalkan atau manusia-manusia metropolitan yang terkenal kejam.
Aku melabuhkan hatiku pada kereta api untuk menjadi armada yang menemani perjalanan panjangku. Tiada sebab lain yang membuatku bertahan pada gerbong-gerbong yang sekilas terlihat sempit itu selain keramahannya. Bagiku, bisa duduk berbaur dengan orang asing itu asyik. Aku jadi bisa melihat sisi lain kehidupan dari perspektif baru.
Di gerbong-gerbong itu selalu terjalin percakapan sederhana antar penumpang yang saling tak kenal sebelumnya. Sesederhana pertanyaan, "tujuannya mau ke mana, mbak?" atau sekadar pertanyaan basa basi, seperti "kerja di Jakarta, mba? Saya juga, lho." Lalu percakapan mengalir dan mulai beranjak ke mana ia menemukan topik ternyamannya. Kamu sudah pernah merasakannya? Aku sering dan itu menyenangkan.
Belum lagi, gerbong-gerbong kereta yang terlihat diam itu di dalamnya ternyata menyimpan kehidupan yang menyegarkan bagi mata dan membukakan perspektif dunia dari sisi yang lain.
Gerbong kereta ternyata menyimpan cerita seorang ibu yang susah payah menghibur anaknya yang sedang rewel di dalam kereta, kisah pasangan kakek nenek yang berjalan bergandengan untuk mencari bangku mereka, kerja keras para porter tengah membantu mbak-mbak atau ibu-ibu yang merasa kerepotan dengan barang bawaan, polosnya wajah balita-balita lucu yang sesekali muncul di balik bangku kereta ke arahku hingga duduk di samping balita yang tidak mau dipangku oleh sang ibu. Lucu sekali tingkahnya.
Dan aku selalu bahagia bisa berinteraksi dengan mereka dan lupa bahwa empat belas jam bukan waktu yang singkat untuk ditempuh dalam keterbatasan waktu -- aku, menikmatinya.
Aku larut dalam ruang dan waktu - menikmati perjalananku bersama orang-orang asing yang menjadi keluarga sementara di dalam gerbong kereta kesayanganku.
Mungkin omong kosong bila aku tidak suka jalur udara – pesawat. Namun, perlu dipahami bahwa jalur udara itu selain harus memiliki uang yang sedikit lebih banyak, aku juga harus memiliki kepentingan yang menuntutku untuk bisa terbang segera agar bisa sampai dengan kilat. Dan kereta, adalah solusi yang tepat bagi manusia sepertiku dengan kantong pas-pasan dengan frekuensi bolak balik kamping halaman-ibukota yang lumayan sering.
Tetapi, dibandingkan pemandangan pesawat dari ketinggian yang luar biasa menakjubkan itu, ada hal yang tidak bisa dibeli dengan uang bila aku naik kereta api untuk mengantarku dari dan ke kota tujuanku. Ialah kemanusiaan – dimana toleransi, berbagi, keramahtamahan lebih bisa didapatkan dengan mudah jika harus disandingkan dengan penumpang pesawat yang cenderung individualis karena kepentingan untuk lekas sampai ke tujuan.
Di kereta, tak jarang aku tiba-tiba mendapatkan informasi terbaru dari penumpang lain. Saat aku bertemu dengan para pendaki yang baru pulang, aku jadi tahu bahwa gunung itu tidak semenakutkan itu bila kita memiliki niat dan tujuan yang baik. Aku yang tidak tahu apa-apa tentang gunung jadi paham bahwa naik gunung bukan sekadar untuk eksis belaka, melainkan untuk untuk melakukan kontemplasi (perenungan terhadap diri sendiri) sekaligus melakukan tadabur alam.
Di kereta, aku jadi tahu bahwa tidak semua anak kecil yang menangis bisa didiamkan hanya dengan cara digendong begitu saja. Beberapa diantara mereka butuh dimengerti bahwa kereta itu memang tempat yang kecil, mereka butuh protes sebab ruang gerak mereka begitu terbatas. Bahkan, beberapa diantaranya lebih merasa nyaman untuk duduk dibangku sendiri daripada harus duduk di pangkuan ibunya yang selama ini digadang-gadang hangat tak tergantikan. Anak kecil, entah mengapa selalu punya sisi unik tersendiri bagiku yang sudah mulai berumur ini.
Dan dalam setiap perjalanan menuju rumah, aku selalu menemukan banyak rumah di gerbong-gerbong kereta ekonomi. Sebab rumah ialah tempat di mana hati berada, bukan hanya sekadar alamat belaka. Pada setiap jiwa-jiwa perantau yang akan pulang, aku melihat jauh ke dalam mata mereka ada binar-binar kebahagiaan yang tidak bisa dideskripsikan.
Aku pernah beberapa kali bercakap pada perantau dari beberapa kota dalam beberapa waktu. Salah seorang diantara mereka mengaku bahwa pulang Jakarta ke Kediri membutuhkan waktu tempuh hingga empat belas jam dan ia selalu pulang dua minggu sekali. Ia pulang untuk anak dan istrinya di rumah yang menantinya.
Seseorang yang lain pulang, mengambi cuti rutin dan sesekali meminta dispensasi untuk bisa lebih lama di rumah agar bisa duduk bercengkrama dengan orang tua mereka. Aku merasa kalah. Tujuh jam perjalananku ternyata masih biasa saja jika dibandingkan dengan mereka.
Dan di dalam gerbong-gerbong kereta yang bisu itu, ada banyak rumah yang dirindukan oleh para perantau dari ibukota. Mereka, para perantau membawa harapan baru bagi keluarga di kampung halaman. Aku makin takjub dengan perjuangan mereka dalam menempuh ruang, jarak dan waktu.
Bayangkan saja, duduk sendiri menjadi orang asing dan bertemu dengan orang asing dan harus duduk menghabiskan perjalanan bersama mereka selama empat belas jam itu sulit. Apalagi, bagi seorang introvert sepertiku, aku akan lebih memilih banyak diam jika tidak ada yang memulai percakapan
Ada hal yang selalu aku takutkan setiap kaii ingin dan akan pulang. Aku takut tidak bisa pulang karena harus berebut tiket dengan para perantau yang rindu kampung halaman lainnya. Lebih-lebih kalau pas lagi high season, sepertii tanggal merah di Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru. Udah deh, tiket pasti sudah habis tiga bulan sebelum Hari H. Gimana enggak coba? Lawong yang hari merah biasa aja rebutannya naudzubillah, gimana kalau pas lebaran kan hahaha.
Aku pernah merasakan habis tiket tepat saat long weekend dan akhirnya memutuskan pulang ke kampung dengan moda transportasi bus. Lalu, aku menyesali pilihanku sendiri hahaha. Sebab, waktu tempuh empat belas jam yang biasanya aku gunakan untuk pulang pergi hanya habis dalam sekali perjalanan saja. Kalau ditanya bagaimana rasanya, aku lebih baik di kosan nyuci baju daripada harus mengulangi kesalahan yang sama ehe.
Bukan hanya bosan, lelahnya itu lho nggak ketulungan. Itulah sebabnya aku merasa kalah seperti yang telah aku jelaskan di atas. Aku kalah dengan perjuangan pernatau lain yang jauh jauh lebih gigih jika dibandingkan perjuanganku yang baru begitu saja.
Sekarang, betapa bersyukurnya aku hidup di zaman yang serba digital. Dimana aku bisa mendapatkan apa yang aku mau hanya dalam satu genggaman saja. Sejak kenal dengan Traveloka aku teramat sangat terbantu untuk reserve jadwal kepulanganku bahkan ketika high season – ketika semua orang ingin pulang dan berisitirahat dari hiruk pikuk metropolitan. FYI, tiket Idul Fitri selalu habis tiga bulan sebelum Hari H.
Kebayang nggak tuh gimana hecticnya kami para perantau memperjuangkan ego kami masing-masing demi bisa pulang? Hehehe. Bahkan, saat-saat seperti ini, teman pun jadi lawan. Selama aku bisa pulang, ya aku akan mendahulukan diriku terlebih dahulu, baru temanku hahahaha.
Tapi, semua berubah sejak aku kenal Traveloka. Aku yang biasanya ‘nitip pesan jadwal’ ke temanku jadi nggak perlu takut kehilangan kursi. Sebab, aku bisa memesannya sendiri, meskipun aku sendirian ataupun tengah malam di kamar kosan. Hanya dengan satu aplikasi saja, aku bisa melakukan reservasi tiket kapanpun sesukaku.
Aku pernah mengalami bagaimana rasanya bingung nggak bisa pulang, sendirian di tanah rantau dan kehabisan tiket kereta atau moda transportasi lain saat ingin sekali pulang. Sedih, udah anak rantau, anak kosan, sendirian pula. Mending kalau kosan ramai, kosan kan juga sepi, hahahaha kasian banget ya aku kayaknya XD.
Nggak apa-apa, deh soalnya sekarang kan aku sudah aman-aman aja hehehe. Jadinya, sudah anti bingung lagi kalau misalkan mau pesan-pesan tiket entah buat pulang PP kampung halaman metropolitan atau untuk beli tiket bakal jalan-jalan ngebolang hahahaha.
Sekarang mah udah rebes banget mau pesan bangun tidurpun udah langsung bisa bisa aja. Lagi ngojek di atas motor pun bisaaaaaaaa banget hahahhaha. Sambil menyelam minum air kalau aku mah. Jadinya sambil naik motor menempuh perjalanan, sambil pesan tiket untuk perjalanan yang lain. Anaknya emang sekalian banget gitu nggak mau repot huahahahaha. Simpel banget lah pokoknya!
Ditambah lagi, aku sudah memiliki m-banking dan e-banking yang mana membuatku bisa langsung melakukan pembayaran saat itu juga tanpa harus ke minimarket terdekat. Jadi, kalau ada yang bilang anak zaman sekarang itu terlalu gandrung dengan gadget, maka aku ingin tertawa saja rasanya hahahha. Karena mungkin jika aku bukan anak zaman sekarang, aku nggak akan pernah aware dengan aplikasi Traveloka dan kemudahan-kemudahan yang bisa aku nikmati di dalamnya.
Sekarang, setiap kali aku butuh tiket, aku cukup buka aplikasi, isi stasiun awal dan stasiun tujuan, tanggal keberangkatan, memilih kursi yang aku ingin singgahi, menyelesaikan pembayaran daaaannnnn bayar, deh. Praktis abis sekarang. Malahan bisa bantu teman-teman atau orang asing yang sedang kesulitan memilih tiket.
Aku pernah nongkrong di Indomaret point di Pandanaran Semarang. Aku melihat bapak-bapak tengah kesulitan memilih tiket untuk Beliau pulang. Karena aku pernah merasakan betapa menyedihkannya nggak bisa pulang kampung dan kebetulan aku paham, maka aku mendekati bapaknya dan bertanya kepada Beliau.
Lalu, tanpa banyak basa-basi aku membantu beliau untuk pesan tiket melalui Traveloka. Taraaaaa!!! Tiket yang awalnya nggak ada di minimarket itu dengan keterangan “Kereta Habis atau Kursi Tidak Tersedia” bisa- bisa aja tuh dicari di Traveloka. Iyes, beda banget dan aku pada saat itu jadi makin bangga sama Traveloka sebab dia punya banyak stok kursi dan real time untuk ditampilkan. Jadi makin cinta deh, ah hahaha.
Asyiknya pakai aplikasi Traveloka itu hemat waktu dan hemat tenaga. Kalau zaman baheula harus antri ke stasiun untuk bisa pesan tiket, sekarang cukup buka aplikasi, masukin tujuan dan tanggal, konfirmasi, bayar, deh! Jadi makin hemat, kan? Hihihi
Apalagi kalau harus melakukan perjalanan tiba-tiba dan tak terduga. Bisa banget tuh pakai Traveloka. Kayak dulu, pas waktu masih pertama kali merantau ke Jakarta dan dapat kabar nenek meninggal di Semarang. Duh, udah gatau lagi tuh mau gimana, dan akhirnya yaudah pesen aja tiket d Traveloka biar cepet.
Waktu itu aku pesan tiket kereta eksekutif, karena memang butuh waktu yang lebih cepat dari kereta ekonomi. Dan eng ing eeeennggggg gampang banget dooooong caranya. Praktis abiiissssss. Apalagi aku juga pakai m-banking kan, jadinya bisa langsung transfer tanpa repot saat itu detik itu juga hihihi.
Btw, temen2 udah pernah nyoba Traveloka belum? Kalau belum, ini ada infografis sederhana deh bisa dilihat dulu. Gampang banget, kok! Nggak pake ribet-ribet. Coba deh dilihat dulu.
Gimana manteman? Super gampang, kan pesan tiket di Traveloka? Jadi, udah cucok banget nih kalau si Traveloka ini dibawa kemana mana dan dikantongin di saku celana. Bahkan, kalau punya aplikasi Traveloka di smartphone itu bisa banget buat bantuin orang lain yang lagi susah ataupun emang butuh bantuan untuk beli tiket dadakan.
Kalau aku sih, selain buat sendiri aku juga suka pesenin buat temenku karena dia masih kurang paham kalau pesan tiket itu bisa lewat aplikasi. Dan biar sekali kerja, biasanya aku pesan dari aplikasi dan akun Travelokaku.
Mayan kan, dengan makin banyak pesan makin banyak benefit. Ah iya, kalau pesan di Traveloka itu ada keuntungan lain juga, lho! Poin! Iya, kamu bakalan dapat poin setiap kali pesan tiket kereta di Traveloka. Nantinya, poin yang terkumpul ini bisa ditukar dengan tiket atau promo lain yang sedang berlaku. Jadi bisa tambah ngirit deh ehehehe anaknya irit banget ya aku. Gimana, asik banget, kan?
Terus nih terus, nggak cuma bisa pesan tiket kereta aja kalau pakai Traveloka. Alias, bisa pesan banyak tiket sekaligus di Traveloka jadinya irit banget nget nget nget. Apalagi ada promo bundling dari Traveloka kayak pesan Tiket Pesawat + Hotel bisa lebih murah. Ada juga nih promo pulsa internet. Cucok meong buat kalian yang kayak aku gini, cari diskonan mulu kerjaannya hahahha.
Dan kecenya di Traveloka ini, kamu jadi bisa pesan tiket event yang on going atau mendatang gitu. Jadinya yaaa begitu, deh. Praktis abeesssss. Nggak ada tu ngantri-ngantri buat bisa dapat tiket event yang murah atau gratis malahan. Pakai Traveloka aja udah beres, kok!
Kalau aku sih yang sering banget kepakai beli tiket kereta sama hotel. Gakuat beli tiket pesawat shay! Hahahah. Nih, buat teman-teman yang masih galau install Traveloka, lihat grafis ini dan pertimbangkan sendiri deh betapa menguntungkannya Traveloka. Dijamin nggak akan nyesellllllll XD.
Waaaahh nggak nyangka bisa nulis sepanjang ini kek kereta beneran hahaha. Abisnya kalau nyeritain tentang perjalanan dan kereta nggak akan ada habisnya, sih. Pasti pengen cerita lengkap gitu soalnya Traveloka bantu aku banget untuk jadi bisa ke mana-mana dengan kereta. Mau ke luar kota dari atau menuju ke Jakarta pun gampang dan nggak ribet. Tinggal klik aja, selesai, deh!
Apalagi aku kan anaknya nggak mau ribet banget, yak. Jadinya yaaaaa ngapain gitu maksudnya pake empet-empetan atau antri di event. Males ke warung juga btw kalau harus beli pulsa meskipun butuh heheheh. Dasar emang ini bocah malesnya naudzubillah banget XD. Tapi yaa mumpung jomblo lah yaaa males-malesannya di puas-puasin sek sebelum nanti akhirnya nggak jomblo lagi.
Lhooo ini apa ini kok bahas kereta jadi sampai jomblo? Hahaha. Udah udah udah, udahan aja sampe di sini. Intinya, kalau belum install Traveloka, gih, install! Gih cobain sendiri betapa praktisnya pakai Traveloka dan buktikan sendiri kalau aplikasi Traveloka #JadiBisa bikin teman-teman serasa punya kantong Doraemon karena bisa ngapa-ngapain hihihi.
Ini cerita perjalananku teman-teman, kalau kalian gimana? Share, dong! ^^
Selamat mencoba!
Salam
Siapa sih yang mau sakit? Pasti nggak ada yang mau, kan? Sama, aku pun juga demikian. Meskipun susah makan dan bandel banget soal pola makan, aku juga nggak mau kalau dikasih sakit. Emang, manusia satu yang suka ngopi ini hobi banget ngopi tapi nggak mau kena sakit lambung hihi. Dasar!
Bicara tentang sakit, pasti ada hubungannya dengan sehat. Dan bicara tentang sehat, pasti ada kaitannya dengan obat. Iya, proses pemulihan orang sakit kembali ke sehat selalu butuh proses, bukan? Ada yang berobat dengan cara tradisional, ada pula yang mengonsumsi obat-obatan untuk memulihkan kondisi badan yang mulai loyo. Kamu gitu kan, pasti? Udah, ngaku aja! Aku juga gitu, kok! Maunya bandel, tapi tetap mau sehat dan bugar hihi.
Kali ini aku dipercaya untuk menjadi bagian dari Blogger Kesehatan (lagi) mewakili Yogyakarta. Jangan melihat hal ini sebagai suatu pencapaian hebat, ya karena sebagai blogger kesehatan, kami, aku dan teman-teman blogger memiliki amanah untuk bisa menjadi icon warga sehat Kota Yogyakarta. Padahal setiap hari minum kopi, makan junk food, konsumsi micin berlebih dan jarang makan sayur buah. Waini kok berani beraninya jadi Blogger Kesehatan. Wes jan payah tenan.
Tapi ya itu alhamdulillahnya. Kami jadi harus lebih aware dengan kondisi kesehatan kami lebih, lebih dan lebih lagi. Karena nggak lucu kalau diantara kami mengidap sakit parah, tetapi kami mengelu-elukan bahwa kami ini adalah blogger kesehatan. Iya, kan?
Selama 1 hari di Yogyakarta, aku dan teman-teman blogger diedukasi tentang Cara Cerdas Gunakan Obat. Lah, memangnya ada gitu pakai obat nggak cerdas? Padahal selama ini kan pakai obat ya tinggal pakai aja ya, kan? Aku pun kalau pas lagi demam udah langsung beli paracetamol aja, minum, demam turun, beres. Dan ternyata, cara serampangan kayak gini itu nggak boleh, lho!
Tahukah Kamu bahwa Obat Bisa Membahayakan Pengguna Bila Digunakan dengan Cara yang Salah?
Aku juga baru tahu bahwa ternyata memilih obat itu ada langkah-langkahnya, lho. Kemarin, waktu diedukasi oleh Kementrian Kesehatan, aku jadi tahu banyak hal tentang cara memilih obat yang selama ini nggak pernah bikin aku concern supaya bisa hati-hati sama obat yang aku konsumsi. Bahwasanya, untuk bisa memilih obat yang sesuai, aku harus mencermati beberapa hal berikut ini:
1. Pastikan saat memilih obat, teman-teman memilih berdasarkan zat yang ada di dalam obat, ya. Bukan hanya karena merek dagang saja karena merek dagang yang bagus tidak menjadi jaminan bahwa obat yang teman-teman minum itu aman.
2. Pastikan tubuh teman-teman tidak memiliki sensitivitas terhadap obat atau alergi obat. Kan nggak lucu kalau teman-teman minum obat untuk sehat, tetapi malah sakit karena salah konsumsi obat, kan? 3. Obat tidak selayaknya dikonsumsi oleh ibu hamil atau calon ibu yang tengah merencanakan kehamilan, ya. 4. Ibu menyusui ternyata tidak boleh mengggunakan obat ya, teman-teman. Jadi, harap diawasi ya kalau kakak atau saudara yang tengah promil meminum obat. 5. Harga Eceran Tertinggi (HET) Obat 6. Bentuk sediaan obat juga harus disesuaikan, lho. Pilih yang paling baik dan benar sesuai dengan kondisi ya teman-teman. 7. Kondisi tubuh saat menggunakan obat juga harus diperhatikan. Jangan sampai ada kesalahan saat mengonsumsi obat karena ada kandungan lain dari obat yang juga tengah kamu konsumsi ya, teman-teman!
Selama seminar dan mendengarkan penjelasan dari para pemateri, aku jadi tahu bahwa obat itu ternyata terbagi menjadi tiga jenis. Selama ini ke mana aja, Sep? Hahahah. Tiga jenis itu, meliputi Obat Bebas Terbatas, yaitu obat keras yang bisa dibeli tanpa resep dokter, namun harus memperhatikan aturan pakai dan peringatan pada kemasan; Obat Bebas, yaitu obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter; dan Obat Keras, yaitu obat yang hanya di dapat karena resep dokter.
Kalau Buang Obat Itu Tinggal Buang Aja
atau Ada Caranya, Sih?
Nah loh, suka sekip nggak sama buang obat? Siapa cung yang buang obat tinggal buang aja? Ya pasti Septi lah hahahah. Ternyata eh ternyata buang obat itu ada caranya lho, man temans! Mau tahu nggak? Mau aja deh, ya ^^,
Jadi, kalau mau buang obat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dengan seksama. Beberapa diantaranya, yaitu:
1. Sebelum dibuang, obat itu ternyata harus dipisahkan dari kemasan, lho!
2. Jangan lupa juga lepaskan etiket dan tutup dari wadah/botol/tube.
3. Kemasan obat, seperti dus, blister, strip dan bungkus lain yang telah dirobek atau digunting jangan lupa untuk dibuang juga, ya!
4. Jika obatnya berbentuk sirup, sebelum membuang obat, pastikan kondisi botol sudah kosong, ya! 5. Cairan di dalamnya bisa dibuang terlebih dahulu di saluran pembuangan setelah di encerkan. Lalu, hancurkan botolnya, baru deh buang di tempat sampah.
6. Jika obatnya berbentuk kapsul atau tablet, hancurkan terlebih dahulu, lalu barulah dibuang.
Jika obatnya berbentuk salep, maka pastikan tempatnya dipotong menjadi dua bagian dan dibuang secara terpisah, ya!
7. Mau buang jarum insulin? Jangan lupa untuk merusaknya terlebih dahulu, ya. Kan bahaya kalau ada yang pakai jarumnya lagi ^^
Hm, gimana? Jadi tahu kan kalau ternyata buang obat itu nggak bisa sembarangan? Sama, aku juga. Ini adalah ilmu, jadi wajib banget nih untuk teman-teman tahu. Jangan lupa kasih tau keluarga dan kerabat supaya tidak salah buang obat, ya!
Tapi sebenarnya bisa nggak sih beli obat sembarangan di apotek gitu? Bahaya nggak, sih kalau beli obat tanpa resep dokter dengan modal sok tau doang?
Perlu banget kalian tahu, teman bahwasanya ada obat bebas dan obat bebas terbatas yang hanya bisa diperoleh di apotek atau toko obat berizin saja. Biasanya obat ini memiliki beberapa hal yang bisa dicermati, yaitu: kemasan dalam kondisi baik dan utuh, kelengkapan informasi pada kemasan jelas, tanggal kadaluwarsa bisa dilihat, dan terdapat nomor registrasi pada kemasan.
Sedangkan tipe obat keras ternyata dapat diperoleh di apotek atau fasilitas pelayanan kesehatan berdasarkan resep dokter. Biasanya, obat keras bisa diidentifikasi dengan melihat kelengkapan indormasi pada etiket; nama pasien, tanggal dan aturan pakai dan terdapat tanggal kadaluwarsa obat pada kemasan.
Aman Nggak Sih Menyimpan Obat di Rumah?
Siapa sih yang mau sakit? Pasti pada nggak mau, kan? Kalau pun lagi kena sakit, biasanya juga pada bandel tuh nggak mau periksa atau minum obat. Padahal itu kan penting. Apalagi kan ada obat umum dan obat khusus yang keduanya butuh perlakuan yang berbeda. Jadi ya sudah pasti harus dibedakan cara penyimpanannya agar obat sama-sama tetap berfungsi saat dalam masa penyimpananan.
Untuk obat umum, ada beberapa yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Tidak melepaskan etiket pada kemasan, karena di sana tercantum nama, cara penggunaan dan informasi penting lainnya.
2. Perhatikan dan ikuti aturan penyimpanan pada kemasan.
3. Letakkan obat jauh dari jangkauan anak-anak.
4. Simpan obat dalam kemasan asli dan wadah tertutup.
5. Tidak menyimpan obat di dalam modil dalam jangka lama karena suhu tidak stabil dalam mobil dapat merusak obat.
6. Perhatikan tanda-tanda kerusakan dalam obat. Misal, perubahan warna, bau dan adanya penggumpalan.
Sedangkan untuk obat khusus, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyimpan obat, yaitu:
1. Tablet dan kapsul tidak disimpan di tempat panas atau lembab.
2. Obat sirup tidak disimpan dalam lemari pendingin.
3. Obat untuk vagina (ovula) dan anus (suppositoria) disimpan di lemari pendingin (bukan pada bagian freezer) agar tidak meleleh pada suhu ruangan.
4. Obat bentuk aerosol/spray tidak disimmpan di tempat bersuhu tinggi karena dapat meledak.
5. Insulin yang belum digunakan disimpan di lemari pendingin. Namun, setelah digunakan, insulin harap disimpan di suhu ruangan.
Aaaaa kalau throwback-throwbackan berasa beruntung banget bisa menjadi bagian dari blogger kesehatan di Yogyakarta. Makasih ya mba wardah fajri alias mba Wawa sudah mengajakku untuk bisa bergabung menjadi bagian dari Yogyakarta dalam waktu satu hari. Jadi nambah ilmu lagi untuk ditulis di blog. Terima kasih Kementrian Kesehatan Indonesia yang telah mempercayakan kami para blogger untuk turut serta hadir mewakili blogger di Indonesia, khususnya regional Yogyakarta.
Teman-teman jangan lupa untuk selalu cek kesehatan, ya. Jangan sampai telat cek kesehatan karena ini akan berakibat fatal. Sehat itu mahal sekali harganya, jadi jangan sampai kelewat cek kesehatan ya, teman-teman! ^^
Semoga teman-teman senantiasa sehat, ya. Jangan lupa konsumsi buah dan sayur karena sebagai generasi muda kita harus tetap sehat, bugar, dan produktif sepanjang waktu. Mari wujudkan generasi Indonesia menjadi generasi GERMAS!
Salam,
Sep, lo tu ngapain sih tiap kali kemana mana bawa laptop?
Harus banget ya gadget-an terus tiap kali pergi?
Kerjaan lo sebenernya apaan sih, Sep?
Aku sediiihhh, aku sediiiiiih dengan pertanyaan ini wkwkwk. Meskipun sedih, aku cukup senang mendengarnya dari teman-teman yang penasaran dengan apa pekerjaanku. Yes, meskipun kadang sebel juga kalau digreseni, aku tetap saja cinta sama mereka. Sebab, dengan mereka bertanya demikian, artinya mereka perhatian sama aku. Iya, mereka berarti memperhatikan kegiatanku, to? Buktinya mereka sampai nanyain aku sebenarnya itu ngapain aja kegiatannya. Aih, seneng deh ada yang merhatiin hahahha. (dasar jombloooooo)
Jadi nih, banyak banget yang suka nanya Septi tu ngapain sih kegiatannya sampai bisa jalan-jalan terus padahal nggak kerja wkwk. Ya Allah ini beneran deh bukan omongan yang enak banget hahah. Aku kerja kok kerja, tetapi online as a digital strategist. Jadi, aku itu kerjanya bisa di mana aja selama ada internet dan laptop. Sama aaa satu lagi, colokan! Wakaka bravo!
Emangnya, Sep, kalau pas lagi open laptop dan internetan ngapain aja, sih?
Biar nggak salah paham, biar nggak ada yang ngira aku doing something, aku jelasin ya sedikit demi sedikit. Seorang digital strategist itu adalah anggota bagian dari digital marketing. Tugasnya ngapain? Tugasnya riset konten, analisis konten, terus baru deh buat planning. Jadi, setiap kali aku internetan, ya pasti minimal semenit dua menit ngerjain konten plan. Minimal, monitoring kerjaan klien gitu hehehehe.
Kok bisa sih, Sep dapat klien terus?
Alhamdulillah, sejak resign dari ex kantor Semarang jadi makin banyak klien. Alhamdulillahnya lagi, sudah nggak perlu jemput bola. Maksudnnya, sekarang kliennya yang dateng ke aku, bukan aku yang nyari. Jackpot pokoknya. Dan ini bisa terjadi karena doa ibu. Lah, kok bisa? Iya, karena ibuku nggak ridho aku kerja di Jakarta (lagi dan lagi), makanya ibu mungkin doain aku biar tetap di Semarang dengan kerjaan apapun.
Emangnya kerja freelance tu gimana sih, Sep?
Kerja freelance itu kerja lepas. Kerja yang nggak harus ngantor, tapi tetep harus selesaikan project dari klien sesuai brief. Emang bisa gitu kerja tanpa ketemu dan koordinasi langsung? Alhamdulillah selama ini kerja selalu bisa begitu. Dan inilah kelebihannya kerja di dunia digital, semuanya serba digital. Selama ada internet mah semuanya aman-aman aja hehehe.
Sudah berapa lama jadi freelancer, Sep?
Kalau dihitung total sih sudah lama sekali, ya. Sejak aku SMK, saat masih putih abu-abu. Iya, sekitaran 5 tahun yang lalu. Tetapi, saat itu masih nyambi statusnya alias double job, fulltime dan freelance. Kalau fulltime freelance-nya baru satu dua tahun belakangan ini, sih. Dan ini udah full freelance banget. Jadi, 24 jam-ku dedicated untuk laptop dan smartphone tersayang. Pantes aja jomblo yeu, kan? XD
Jadi ya kalau ditanya tentang internet sehat itu kayak gimana, ya aku bakalan jawab:
internet sehat itu, adalah internet yang bisa membuatmu jadi semakin tahu banyak hal
baik itu yang membuatmu jadi makin kaya ilmu, kaya uang, dan kaya akan informasi
sebab, internet itu sesuai yang pasif, yang mana kalau bukan aku yang mengendalikan diriku sendiri, ya aku sendiri yang akan terima akibatnya. Dan bilamana internet itu tidak kupergunakan dengan baik, aku yang akan kena imbasnya.
Ibaratnya, internet itu pisau dan semua orang bisa pakai pisau
Bedanya, yang satu buat motong bawang dan sayuran
yang satu buat bunuh orang
tergantung tangan masing-masing
Pokoknya, baik baik deh sama internet. Bersyukur banget bisa hidup di zaman digital kayak gini. Aku jadi bisa kemana-mana tanpa harus terikat dengan satu kantor dan bisa belajar banyak study case yang bisa bikin aku semakin ciamik Insya Allah. Ciamik dengan karya yang semakin dikenal banyak orang. Karyanya mungkin nggak terlihat secara kasat mata, tetapi setidaknya orang tahu bahwa ada brand yang terbantu karena aku hihi.
Jadi inget sama mba Dewi Rieka dan mba Prananingrum yang udah hits banget sama karya-karya mereka hahha. Aku pengen kayak mereka gitu, yang satu punya buku Anak Kos Dodol yang hits banget. Akunya masih gini-gini aja. Padahal ya internet selalu on setiap waktu. Ahhhhh, semoga saja suatu saat aku bisa deh nerbitin buku sendiri hehehe.
Aku ingin menjadi Pingkan yang hidup berhujankan puisi.
Aku ingin menjadi Pingkan yang membuat Sarwono beku
Lalu menyalurkannya dalam bait kata bernada.
Lagi, aku dibuat jatuh cinta oleh film Indonesia. Bukan, bukan karena latar ceritanya, bukan pemeran utamanya, bukan pula alur ceritanya. Aku jatuh cinta pada Sarwono. Sosok Sarwono yang apa adanya. Tanpa banyak bicara, menyampaikan rasa dalam kata dan bisa membuat Pingkan jatuh cinta di pelukannya, tanpa paksa.
96 menitku dibuat jatuh cinta betul pada rangkaian kata demi kata film "Hujan Bulan Juni". Awalnya aku sempat meragukan Adipati Dolken saat akan memerankan sosok Sarwono. Mungkin akan aneh dan penjiwaannya kurang. Karakternya kurang pas untuk seorang seniman yang digambarkan Sarwono. Tetapi, memang nyatanya, sosok Sarwono tak butuh diperankan oleh seorang yang neko-neko. Sarwono punya jiwanya sendiri pada siapapun yang berusaha memerankan sosoknya.
Bagaimana mungkin seseorang ingin mengurai benang dari sapu tangan yang telah ditenunnya sendiri?
Aku tidak tahu persis apa yang dirasakan oleh Eyang Sapardi saat membuat satu bait puisi ini. Aku menikmatinya. Seperti ada magis dalam tiap bait bait yang Beliau tulis. Aku jatuh cinta semudah itu pada puisi karya Eyang Sapardi.
Peran Pingkan dan Sarwono
Aku merasa Adipati sukses menjiwai karakter Sarwono yang cenderung sederhana dan memang pantas untuk dicinta. Aku suka sekali bagaimana Adipati memerankan cara cemburunya Sarwono yang 'unik'. Aku suka cara Sarwono mencintai Pingkan, yang diperankan oleh Velove. Dari mereka aku justru belajar bahwa percaya itu penting. Dan jarak itu tidak berarti apa-apa. Sebab, cinta tahu di mana hatinya berada.
Scene ketika Sarwono menyisipkan puisi pada Pingkan selalu jadi favorit. Aku selalu suka setiap bagian itu. Caranya, sederhana, namun romantis luar biasa. Aku mendamba laki-laki seperti itu. Meski ada yang bilang bahwa punya pasangan romantis itu membosankan karena hanya dihujani kata-kata, aku merasa sebaliknya. Bagiku, memiliki pasangan romantis itu suatu anugerah. Sebab, aku tipikal orang yang tidak terlalu suka banyak bicara. Aku, lebih suka menuliskannya dalam kata-kata. Dan membuat pembaca berimajinasi secara bebas. Hidup dalam imajinasinya sendiri.
Puisi Sapardi, Sederhana, Tapi Begitu Sempurna
Ah ~ Jika harus mengeja Aku tidak tahu harus berbuat apa Yang aku tahu Aku jatuh cinta Pada Hujan Bulan Juni Pada puisi Pada peran Para karakter dan Pada Eyang Sapardi ~
Aku tidak bisa menjadi kritikus film kali ini. Andai aku bisa berdiri dan melakukan standing applause, mungkin itu yang akan aku lakukan. Sayangnya, aku tidak mungkin melakukannya di bioskop, bukan? Andai saja aku bisa, aku pasti akan melakukannya. Sungguh, aku akan melakukannya.
Boro boro mengeja, aku membacanya saja sudah dibuat lupa akan dunia. Aku dibuat jatuh cinta tiada habisnya. Aku tidak sedang melebih-lebihkan. Ini apa adanya. Aku suka setiap puisi yang ada di layar. Baik yang tertulis, atau yang dibaca secara puitis. Itu saja.
Aku tidak berekspektasi apapun selama menonton ini. Dan ternyata, aku merasa lebih baik. Dibuat jatuh cinta tanpa harus menanggalkan harapan-harapan ternyata membuatku lebih bisa menikmati film Hujan Bulan Juni. 8 dari 10 aku beri untuk film ini. Aku suka dengan plotting cerita, percakapan, pembawaan karakter dan semua latar yang ada dalam film ini. Aku, jatuh cinta .
Kata-kata Sarwono Kepada Pingkan
Aku tidak takut kepada Beni, Aku takut pada Katsuo. Dua tahun kau akan bersama dia, Pingkan
Kau kan bisa melarangku pergi ke Jepang. Cukup itu
Aku tidak ingin menghalangimu ke Jepang, itu mimpimu. Kamu menginginkannya. Dan aku tidak ingin menjadi penghalang atas mimpimu.
*Scene di Jepang*
"Aku mau kirim kabar ke Sarwono," kata Pingkan pada Katsuo
Katsuo kecewa. Raut mukanya berubah. Padahal Katsuo itu sempurna. Tapi, aku suka ketika Pingkan berkata:
Sar, kamu memang dari Katsuo. Kamu sudah menang. Katsuo justru merasa kalah sebelum berperang, sebab, aku tidak henti memikirkanmu bahkan saat hadirmu tidak ada di dekatku. Katsuo kalah, Sar. Kamu memang justru tanpa hadir.
Terima kasih Eyang Sapardi, telah menjadi seorang Eyang yang kaya akan karya. Terima kasih telah menjadi seseorang yang menginspirasi, terima kasih telah melahirkan rangkaian kata kata yang membuatku jatuh cinta pada dunia sastra.
Terima kasih pula untuk mas Dedy Sudartoyo yang mau menemani menonton film Hujan Bulan Juni di bioskop beberapa waktu lalu. Aku bahagiaaa bisa menonton ini. Serta, untuk mas Haris Prabowo, terima kasih atas buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juni sebagai hadiah khusus bersayarat yang diberikan untukku. Terima kasih karena mau menuruti adikmu yang banyak maunya ini :)
Terakhir,
Aku ingin menjadi Pingkan yang menemukan rumahnya di Sarwono,
yang meletakkan hatinya pada Sarwono,
yang tidak pernah kesepian sebab Sarwono selalu ada, di hati Pingkan
Salam,
"Sebab rumah tidak harus selalu berwujud tempat,
Kadang ia berupa seseorang."
Rumah selama ini selalu identik dengan gedung, bentuk fisik dan bangunan yang di dalamnya ada seseorang yang tinggal atau ditinggali oleh seseorang. Padahal, rumah bukan hanya tentang tempat. Sebab, rumah bisa jadi adalah seseorang itu sendiri. Seseorang itu bisa membuat kita berlama lama, betah bersama dengannya dan waktu seakan berputar lebih cepat saat kita bersama orang tersebut. Hm, baper baper XD. Ini bukan sekadar tentang pasangan lho, ya. Meskipun pasangan bukan cuma pacar sih, tapi Septi mau meluruskan bahwa postingan ini adalah postingan #antibaperbaperclub hihihi.
Bagi aku sendiri, rumah itu bisa di mana saja, bisa siapa saja dan bisa berupa apa saja, Aku selalu mendeskripsikan rumah sepaket dengan kenyamanan yang ada di dalamnya. Rumah itu biasanya bisa membuatku lupa akan masalah dan orang-orang biang kerok di dalamnya. Dan biasanya, rumah-rumah itu bisa membuatku nyaman pas lagi penat-penatnya. Rumah-rumah itu adalah:
Masjid, Tempat di mana Aku Bisa Berkeluh Kesah
Selain tempat ibadah, bagiku, masjid adalah rumah di mana aku bisa berkeluh kesah atas lelah. Saking suka ngerasa nyamannya sama masjid, aku sampai punya masjid favorit, lho. Namanya Salman, iya, Masjid Salman yang ada di wilayah kampus Institut Teknologi Bandung.
Aku pertama kali tahu masjid ini ketika dulu aku tes di ITB. Kala itu, travelku mengantarku ke sini, sedangkan aku dan temanku masih belum tahu ke mana kami harus pergi dan di mana kami harus tinggal. Hingga akhirnya, saat melaksanakan shalat dhuhur, aku akhirnya menginjakkan kaki di Salman, ITB. Masya Allah, dari sekian masjid yang pernah aku sambangi, ini adalah masjid terluarbiasa yang pernah aku tahu.
Bangunan arsitekturnya sederhana sekali dan ketika masuk di dalam suasananya luar biasa tenang. Ditambah lagi, banyak sekali jamaah yang tadarus selepas shalat. Duh, auranya itu lho bikin susah move on. Dan sampai hari ini, aku punya impian bisa melaksanakan akad nikah di sana ehehehe. Asik kali ya bisa akad di sana, pasti kerasa banget sakralnya. Eh, tapi di mana aja akad nikah berlangsung pasti sakral deng ehehehe.
Dan belakangan ini aku lagi naksir banget sama masjid di hutan mangrove, Pantai Indah Kapuk. Untuk ukuran tempat wisata, di sini masjidnya dabes banget nget nget!!! Arsitekturnya mirip, dari kayu gitu dan ini ngingetin banget sama masjid Salman. Adem banget rasanya. Bedanya, di sini sepi. Biar gitu, masjid ini sukses bikin aku ga bisa muvon dari ITB. Yang ada makin cinta deh sama Masjid Salman hehehehe. Kalo nggak percaya, tengok aja deh, tengok!
Teman-teman yang Selalu Support
Someone reliable.
Mungkin ini lebih tepat untuk menyebut orang-orang yang selalu support di hidup aku, upside down dan lika-liku hidup yang kadang bikin nyerah nggak mau lanjut. Orang-orang ini bisa berupa orang tua, teman-teman, dosen dan siapapun yang selalu support kapanpun dan di manapun aku berada. Orang-orang ini selalu percaya bahwa apapun yang aku lakukan itu memang tidak selalu benar, tetapi itu yang menjadikan aku menjadi pribadi lebih baik seperti saat ini.
Saat merasa penat di rumah, aku biasanya menjadikan mereka pelampiasan. Entah dengan hanya bertemu dan bercanda tawa hingga bercerita panjang lebar. Saat aku merasa jenuh dengan pekerjaan, kadang orang rumah, ibu bisa menjadi seseorang yang membuat rumah tampak lebih baik. Meski tak bisa bercerita panjang lebar dengan beliau, setidaknya dengan memandang ibu, semuanya bisa tampak menjadi baik-baik saja. Aku, masih punya Beliau alhamdulillah.
Alam Semesta dan Isinya
Yang tahu aku, pasti paham banget kalau aku anaknya nggak bisa diem alias jalan melulu. Ya ke gunung lah, ke pantai lah atau ke mana aja lah yang alam-alam gitu. Udah paham banget deh kalau aku ini sebangsa belut berbentuk manusia saking hobinya jalan-jalan dan nomaden abis bisa sampai pindah kota.
Emang nggak tau kenapa, buat aku jalan-jalan ke alam terbuka itu healing banget. Bisa banget bikin stress ilang yaaaahhh meskipun juga begitu balik malah stress lagi, sih. Tapi, paling tidak ada rumah yang bisa membuatku nyaman. Yaaa, di alam terbuka itu. Aku merasa nyaman dengan melihat hamparan pemandangan dan segala deburan ombak di pantai yang berirama. Dan yang demikian itu membuatku merasa seperti di rumah. Tenang, lepas dan bebas dari segala masalah.
Namun, harapanku untuk rumah impianku tetaplah sama, yaitu harus mengandung unsur-unsur tersebut ataukah memang dekat dan bisa menjangkau 3 hal di atas. Karena semegah apapun rumah, akan sangat percuma bila tidak ada kenyamanan yang diberikan di dalamnya, bukan?
Ah, jadi inget kawan dari grup Gandjel Rel mba Archa Bella dan mba Dian Nafi yang juga arsitek hih. Mereka ini sudah berpengalaman mendesain interior rumah. Ah, jadi flashback kan karena dulu pengen jadi arsitek biar bisa bangun rumah sendiri hehehe. Semoga semoga semoga bisa jadi arsitek beneran dengan nikah sama arsitek *eh hahaha..
Salam,
"Kok lo bisa sih sambil kerja sambil makan sambil dengerin cerita?"
"Lo nggak pusing apa Sep pegang laptop ke mana-mana?"
"Itu smartphone nggak bisa gitu ditaruh dulu?"
Pernah mendapati pertanyaan-pertanyaan seperti di atas? Aku pernah, sering lebih tepatnya. Pertanyaan ini seringkali muncul ketika tengah berkumpul di suatu komunitas atau meetup bersama teman-teman. Sebagai seorang freelance yang hidup di dunia digital, rasa-rasanya pertanyaan ini terdengar seperti protes karena waktuku bersama gadget terasa lebih lama dibandingkan dengan dunia nyata.
Ah ~ memang tidak semuanya mengerti betapa menjadi seorang freelancer itu adalah hal yang penuh kebimbangan. Di satu sisi aku harus menjadikan gadgetku sebagai pacar pertama, sedangkan di sisi lain ada dunia nyata yang harus tetap kurengkuh agar aku tidak merasa aku jauh dari sebenar-benarnya duniaku.
Seperti dilema. Menjauhkan diri dari gadget bagiku dan para pekerja di dunia maya seperti bunuh diri. Bukan apa-apa, kami, aku terutama mendapatkan begitu banyak informasi dan benefit di sana. Tidak hanya satu dua, dari berita, hingga update teknologi terbaru bisa aku temukan melalui sosial media. Tentu saja setelah memfilter konten-konten alias bukan sekadar membaca informasi yang lebih banyak HOAX-nya daripada benarnya.
Selamat Datang di Dunia Gen Z, Selamat Bergabung!
Yash, selamat datang di dunia digital native, di mana anak-anak zaman sekarang cenderung lebih praktis dan lebih terbuka jika dibandingkan dengan masa lalu. Ciee masa lalu.
Kalau banyak yang mengatakan bahwa aku terlalu addict dengan smartphone, maka mungkin mereka memang belum terbuka dengan generasi Z alias Gen Z yang memang lebih fokus ke personal space dan cenderung addict dengan teknologi. Dan anak-anak sepertiku, cenderung lebih memilih kuota daripa makan mewah ala sosialita. Percaya, nggak?
dan ternyata baru ngeuh aku se serius ini kalau lagi di depan laptop capture by: windisaras
Bagiku, kehabisan kuota internet itu paniknya bisa melebihi nyasar di kota orang sendirian. Soalnya, kalau ada kuota internet, nggak ada orangpun aku masih bisa buka aplikasi peta di smartphone dan tinggal ketik aku mau ke mana. Canggih, kan?
Dan yang lebih penting lagi nih, anak-anak sepertiku yang lahir dan hidup di dunia serba digital aliass Gen Z ini teramat sangat suka mengeksplorasi. Jadi, jangan sampai deh dikekang-kekang karena ini justru akan membuatku dan anak-anak sepertiku jadi nggak bisa berkembang. Hihi.. Makanya kalau di zaman sekarang nemu anak-anak kreatif, ya itu buat dari kebebasan kami untuk mengeksplorasi dunia yang kami sukai.
Sebenarnya Seperti Apa Sih Ciri-Ciri Gen Z Itu?
Gen Y, Gen X, sekarang ada Gen Z. Sebenarnya apa sih yang membedakan mereka dengan generasi sebelumnya?
Pernah nggak sih bertanya-tanya, si Gen Z ini gen apalagi, sih. Kemarin sudah ada gen X dan gen Y. Eh, lha kok sekarang ada Gen Z lagi, hmm.....
Jadi, kalau teman-teman merasa terlalu nyaman dengan smartphone, lebih takut kehilangan kuota daripada si dia dan punya sifat short attention span alias multitasking, maka teman-teman masuk ke dalam kategori Gen Z. Selain ciri tersebut, yang menandakan bahwa teman-teman adalah Gen Z sejati, yaitu saat teman-teman striving of freedom alias nggak suka dikekang di dalam kotak yang itu-itu aja. (((ini aku banget hahaha)))
Si Gen Z ini cenderung sensitif sama perubahan yang ada dii sekitar. Ya wajar aja, sih. Soalnya Gen Z ini terlahir untuk jadi smart dan lebih digital native. Terbuka akan informasi dan nggak mau dibohongi sama informasi yang nggak berbobot buat mereka. It means that, kalau mau serving konten buat Gen Z ini kudu pinter-pinternya. Soalnya kalau nggak pinter, yasudah deh nggak bakalan dibaca sama mereka.
Anak-anak Gen Z termasuk aku ini bisa dibilang perlu atensi lebih dari media yang ingin menjadikan kami sebagai target market. Lha kok, bisa? Yes, Gen Z punya typical yang kalau konten sedari awal sudah nggak menarik, ya siap-siap aja deh untuk nggak ditonton. Iklan, contohnya. Kalau Gen sebelumnya masih bisa disogok dengan visual berupa gambar, berbeda dengan Gen Z. Kami ini suka video format, tetapi jangan salah. Format video unskippable juga nggak banget buat kami. Nah, lho, bingung kan? :)))
Terus Gimana Dong Kalau Mau Deketin Gen Z?
Nggak cuma problematika para advertiser aja, sih. Banyak yang merasa gen Z itu terlalu gegayaan di zaman sekarang. Padahal sih, enggak juga. Lha wong memang mereka terlahir di dunia yang melek teknologi, kok. Jadi ya wajar-wajar aja kalau mereka terbuka akan informasi dari luar dan malah hal tersebut membuat para Gen Z ini jadi agak-agak berbeda dengan Gen-Gen sebelumnya.
Minggu lalu, aku berkesempatan ketemu Giring Ganesha. Iya, vokalis Nidji itu lho untuk duduk bareng sambil ngobrolin si Gen Z ini. Di H Gourmet n Vibes, Giring memaparkan bahwa Gen Z itu masuk ke generasi yang agak-agak susah dideketin. Soalnya mereka sudah smart, jadi bisa memilih dan memilah apa saja yang cocok untuk mereka.
Nah nah nah, kamu mau deketin gen Z atau deketin aku? Kalau mau deketin Gen Z itu ada triknya, soalnya. Ini dia:
- Provide the right content
Aku kan suka sama konten travel nih, nggak mungkin dong kalian maksain aku buat nyobain make up? :))) Bisa-bisa aku block karena bete akunya nggak bisa bedain mana eyeliner dan mana eye shadow :))
- Humor and Good Storyline
Kenal istilah dirty jokes? Itu lho, kalau becandaan jorok baru lucu. Itu mah udah lewat! Kalau sama gen Z mah, selama humornya punya storyline dan pesannya nyampe, asik-asik aja tuh buat di simak. Jadi ya, siapin aja konten yang sesuai sama Gen Z.
- Right Format dan Be Mindful of Video Ads Length
Seperti yang sudah aku mensyen di atas. Kami ini suka format video, jadi banyakin aja konten video. Tapi yang singkat aja, ya. Kami kan multitasking, agak susah kalau harus disuruh nontonin satu video dan itu harus fokus hihi.
- Right Context
Relevansi! Ah iya, pastikan konten yang mau disajikan ke Gen Z itu relevan. Soalnya nih soalnya kalau nggak relevan, jauthnya mubazir. Para advertiser nggak dapat manfaat. Para Gen Z juga nggak tertarik. Kan sayang ya, kan? Iya, sayang XD. *toyorpalasepti
Konten Kayak Gimana Sih yang Disukai Gen Z?
Hayooooo kalian tahu nggak konten kayak gimana yang bikin gen Z betah berlama-lama nangkring? Sudah tahu kincir.com, belum? Kalau belum, cus deh buka di tab baru di browser kalian. Di sana banyak banget konten-konten yang gen Z banget alias anak muda banget.
Seperti yang sudah aku singgung di atas, si Gen Z ini kan suka dengan perubahan zaman yang kian lama kian menarik, maka dari itu Kincir ini memfasilitasi keingintahuan Gen Z yang luar biasa tak terbendung. Dengan mengusung tag line masa kini, yaitu "We Are Young", startup yang digawangi oleh Giring Ganesha ini menghadirkan 3 kanal baru dan mengembangkan dua kanal baru yang bisa kalian akses sebagai teman dikala bosan. *tsaaahhhhh *bakdumcessss
Emangnya kanal apa saja sih kok sampai harus baca KINCIR? Nih ya, nih!
- Geeky, Buat para lelaki yang masih muda dan cinta akan karya
Di kanal ini, ada banyak banget konten yang membahas tentang kebudayaan pop yang digemari oleh anak muda, khususnya laki-laki. Ada topik bahasan lengkap, mulai dari film, komik, game, anime, teknologi, hingga sains biar kamu jadi pinter. Nggak nyesel pokoknya kalau baca kanal ini. Super asik pokoknya!
- Chillax, teruntuk yang butuh panutan gaya hidup masa kini
Zaman kian lama kian canggih. Gaya hidup kian lama pun kian berkembang. Yang awalnya sederhana-sederhana saja, kini jadi super luar biasa bervarisi ragamnya. Nah, kalau kamu mau tahu lifestyle anak muda zaman kini, cus cus cus cek aja ke Kincir. Kanal Chillax ini cocok banget buat kamu karena di dalamnya banyak bahasan keren tentang pengetahuan dunia, relasi percintaan, hubungan buku, travel, musik, kuliner, kesehatan, edukasi, hingga pekerjaan. Lengkap, kan?
- Icon, kanal untuk kamu pecinta sosok
Suka action figure atau ngefans sama para influencer yang lagi naik daun? Kalau iya, cucok banget nih buat masuk ke kanal Icon. Pasalnya, kanal ini membahas sosok-sosok ternama yang tengah jadi sorotan. Ada banyak figur yang dibahas, mulai dari selebritas, figure yang tengah menjadi viral, dan tokoh yang menginspirasi di bidang apapun itu.
- Turbo, untuk si anak pencinta dunia otomotif
Hayolooo anak motor belum sah kalau belum masuk ke kanal Turbonya Kincir. Di kanal ini, pembahasan kendaraan dari basic, hingga modifikasi aksesoris otomotif yang digemari anak muda dikupas tuntas.
- Style, untuk kamu pencari inspirasi
Nah ini yang terakhir, nih. Kanal style alias kanal buat kamu yang mencari inspirasi dalam gaya, mulai dari bagaimana memadupadankan style berpakaian, aksesoris, sepatu, hingga gaya rambut masa kini. Jangan sampai ketinggalan berita dan bikin kamu pakai pomade rambut dari pasta gigi, ya! Hihihi
Jadi gimana? Setelah membaca tulisan di atas, kamu merasa bagian dari Gen Z atau malah merasa Gen Z itu generasi yang ajaib, unik dan aneh? Apapun jawaban kamu, jangan sampai itu membuatmu ketinggalan informasi terkini, ya! Makanya, kalau mau tetep stay tuned dapat informasi terbaru dan kekinian di masa sekarang, langsung aja kuy cek ke KINCIR.COM :))
Hi, I'm Dwi Septia. Basically i'm a writer. But, also experienced as a content writer, social media specialist, SEO content writer, and social media ads since 2016.
I've worked as a freelancer and full-time employee, but lately I've handled any job remotely from anywhere. For any opportunities, please contact me on Instagram @septsepptt or via email at septsepptt@gmail.com.