Pertama Kali Kenal dan Akhirnya Jatuh Cinta Pada Monggo Chocolate

Dwi Septia - Munafik kalau aku menolak tawaran yang selalu berkaitan dengan coklat dan kopi. Rasa-rasanya itu bukan aku banget, banget dan banget hahahaha. Imanku begitu lemah kalau membahas tentang kopi dan coklat. Ngomong-ngomong soal coklat, aku jadi ingat kenangan 5 tahun yang lalu bersama kakak kelasku sewaktu SMK. Jadi, kala itu aku diajak ke Yogyakarta olehnya dan mulai diperkenalkan dengan satu tempat yang memang itu adalah surga dunia buatku. Yeps, monggo chocolate, salah satu pabrik atau rumah coklat yang memang sudah mendunia.



Aku diberi semacam surprise ketika sampai di sini. Bagaimana tidak, pengunjung diberikan tester coklat asli yang memang diolah langsung oleh pabrik tersebut. Sesampainya di sana aku masih tidak tahu betul itu pabrik apa karena yang aku tahu hanyalah aku suka coklat dan aku suka sekali dengan tempat tersebut. Aku mencicipi beberapa coklat yang ada di toko. Menyenangkan sekali rasanya XD.

Sudah lama sekali aku tidak mendengar kabar dari seniorku tersebut. Namun, aku tidak pernah lupa tentang surga coklat yang ia perkenalkan padaku. Mulailah aku penasaran dan mencari tahu dengan kuota internet XL yang aku miliki agar aku bisa berkunjung ke pabrik monggo chocolate lagi, lagi dan lagi.

Sejarah Tentang Monggo Chocolate dan Pembuat Coklat Pertama di Yogyakarta


Dari website resmi monggo chocolate, tertulis bahwa Petualangan berawal di Yogyakarta pada tahun 2001, seorang pria berumur 35 tahun asal Belgia datang ke Indonesia tanpa sebuah perencanaan. Kecewa dengan kurangnya kualitas cokelat yang tersedia di toko - toko di Indonesia sebagai negara ketiga terbesar penghasil kakao, pria Belgia tersebut memutuskan untuk membuat beberapa produk cokelat cita rasa Belgia sendiri dengan sumber daya yang terbatas.

Cokelat “truffle” yang dihasilkan pertama kali diberikan kepada teman - teman Indonesianya dan secara langsung membuat teman - teman Indonesia tersebut merasakan nikmatnya coklat tersebut. “Anda harus membuatnya lagi!” kata mereka.

Kemudian pria itu membuat cokelat lebih banyak lagi dengan mengendarai Vespa tua berwarna pink, yang disulap menjadi sebuah tempat berjualan. Setiap Minggu pagi pria ini berjualan di daerah UGM dan di daerah luar Gereja Kota Baru. Tujuannya hanya untuk kesenangan serta mencari minat dan reaksi dari masyarakat, bukan semata – mata untuk mencari keuntungan. Hal tersebut sangat menarik dan menjadikan pria itu sebagai Pembuat cokelat pertama di Yogyakarta.

Untuk mewujudkan impiannya, maka pria tersebut menggabungkan sumber daya yang terbatas dengan modal yang ada. Ide pertama muncul untuk membuat sebuah toko, namun hal itu gagal dan tidak di lanjutkan.

Namun demikian, pria tersebut tetap melanjutkan rencananya, dengan pembukaan sebuah perusahaan Anugerah Mulia, pada tahun 2005.

Perusahaan tersebut memiliki tim kecil yang penuh kreasi dan akhirnya meluncurkan produknya yang pertama dengan nama Cacaomania yang berupa cokelat praline yang ditujukan bagi kawula muda. Nama tersebut akhirnya ditinggalkan karena nama tersebut terlalu umum dan mereka membutuhkan nama yang khusus untuk dapat diluncurkan di pasaran.

Lahirnya Cokelat Monggo


Sejarah dari pemilihan kata “Monggo” sendiri berawal dari suatu sore yang panas di Yogyakarta. Tim Anugerah Mulia berkumpul untuk mencari inspirasi, yaitu Edo sebagai direktur, Burhan sebagi staf kreatif, dan Thierry sebagai pembuat cokelat.

Mereka berusaha menemukan nama untuk cokelat tersebut yang memiliki tipikal khas Yogyakarta. Nama tersebut harus mudah di dengar, mudah diingat dan unik. Suatu kata dalam bahasa Jawa... Beberapa istilah muncul dalam diskusinya dan tiba tiba salah seorang dari mereka mengucapkan “Monggo”…Yes! Yes! Eureka!



Monggo adalah sebuah kata dalam bahasa Jawa yang berarti “silakan” yang selalu digunakan oleh orang – orang Yogya sambil mengacungkan ibu jari, ataupun ketika kita lewat di depan orang, serta pada saat kita mengundang orang masuk ke rumah atau meninggalkan rumah seseorang.

Namun, meski demikian banyak orang menggunakan kata “Monggo” dan juga orang yang bukan berasal dari Yogya. Nama tersebut sangat menggambarkan budaya Jawa, kota Yogyakarta, serta nama yang tepat untuk cokelat monggo.

Berkunjung Kembali ke Chocolate Monggo


Lama tak bersua, akhirnya aku mampir juga ke pabrik coklat monggo. Ada yang lucu dalam perjalanan kali ini. Sebenarnya aku benar-benar tengah dikejar waktu. Hanya saja, hasrat untuk bisa sampai di pabrik langsung dan membeli dari tokonya langsung membuat raut wajahku yang awalnya panik menjadi sumringah seketika. Just like the power of chocolate I can change my life. Kata temanku,

"wagu ya, ndeleng coklat iso senenge pol..."
alias
"aneh ya kamu, wajahmu bisa seketika berubah hanya karena bisa ke pabrik coklat.."

Bisa ke Monggo chocolate itu bagian dari liburan yang paling berkesan di bulan ini, sih. Mba Muna Sungkar dan Mba Wuri Nugraeni bisa banget nih cobain liburan ke sini sama anak-anak karena di sini tempatnya luaaasss banget mba bisa banget ajak anak-anak pokoknya ^^

Lingkungan Monggo Chocolate yang Asyik dan Instagramable


Selain coklatnya yang memang asli enak, ada yang begitu menyenangkan ketika datang kesini. Millenials, terutama pasti akan sangat menyukainya, termasuk aku. Iya, aku kan masih muda, kaum millenials juga kok hahaha. Yesssss, tempatnya photoable banget alias instagramable banget banget banget.




Asyiiikk banget tempatnya untuk foto. Sejak awal masuk saja, pengunjung akan disuguhi dengan spot foto yang menarik. Ada vespa pink di depan dengan background berwarna (sayang sekali aku tidak sempat mengambil spot ini secara langsung).


Masuk ke dalam, ada bangku dengan latar monggo tulisan monggo chocolate yang juga asyik dijadikan background foto. Belum lagi, lingkungannya yang asri benar-benar asyik untuk dibuat duduk santai dan berlama-lama di sini. Ada banyak bangku untuk tempat beristirahat juga, lho.




Daaaannn taraaaa ketika masuk ke toko, ada bangku-bangku cantik yang ditata sedemikian rupa dengan bantal-bantal berwarna-warni. Bisa banget buat narsis deh, tempatnya. Foto-foto yang aku cantumkan di blog ini hanya contoh saja, sih. Kalian bisa browsing sendiri dengan koneksi XL foto-foto lain yang diunggah di Google.

Jatuh Cinta Pada Dark Chocolate 69%


Sejak pertama mencoba beberapa coklat dengan banyak rasa, aku menemukan tambatan hati hanya satu, yaitu dark chocolate 69% with coco nibs. Kenapa? Karena rasanya pahit. Lho, lha, kok? Kalau kalian selalu percaya bahwa coklat identik dengan rasa manis, maka berbeda denganku. Aku suka yang bisa memberikan kesan pahit dan nikmat di lidah. Lebih berkesan rasanya.

Kayak mba-mba endorse katanya XD

Ini Dark Chocolate 69% with Cocoa Nibs

Entah mengapa, aku memang tidak bisa memakan coklat manis. Apalagi kalau kandungan susunya kebanyakan. Bisa muntah aku hahaha. Aneh, kan? Iyak! Memang aku aneh. Tapi ya inilah aku, inilah diriku *eyaaaa. Dah ah, dari pada penasaran, mendingan ke monggo langsung aja deh XD. Dijamin, pasti ketagihan!!

Alamat coklat monggo yang aku kunjungi yang di sini, ya:

Jl. Dalem KG III / 978, Purbayan Kotagede, Purbayan, Kotagede, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55173

Oh ya, coklat monggo menyediakan banyak rasa seperti rasa cabe, rasa orange, greentea, macadamia, caramel, coffee, dan masih banyak lagi. Ada juga coklat praline yang memang hanya dijual di pabrik, tidak dijual di outlet monggo lainnya. Kebayang kan betapa originalnya rasa coklat dari coklat monggo ini? Selamat mencoba!!

Salam,

36 komentar

  1. Kamu penggemar cokelat juga ya? Sama berarti kita. Aku sempat addicted banget sama cokelat loh, sama seperti aku kecanduan banget sama kopi. Efeknya sama euy, pusing klo nggak makan cokelat. Dan sebagai penggemar cokelat, aku merasa ketinggalan info banget nih karena blm pernah mencicipi cokelat Monggo ini. Mudahan deh bisa kesampaian juga main ke Monggo ini. Ngomong-ngomong, itu cokelat rasa cabe, apa rasanya ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enak banget mbaa wajib banget cobain XD

      Rasanya ada pedes-pedesnya gitu mbaa, ini berdasarkan pengalaman yang sudah makan sih. Kalau aku paling suka yang dark 69% with cocoa nibs itu mbaa. Enaaakkkk banget pokoknya :D

      Hapus
  2. Waaah ternyata ada juga coklat yang punya cita rasa pahit ya, mba. Pengen banget ngerasain deh kapan-kapan. Selain di Jogja ada nggak sih, mba outletnya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setau aku di Jakarta juga ada kok mbaaa.. Tapi aku belum pernah kesana hehehe

      Hapus
  3. Kemasan dark chocolate nya premium minimalis gitu, tempatnya pasti surga banget buat pecinta coklat.
    Kalo aku pribadi enggak suka coklat yang warna coklat hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba, nyobain coklat gratisnya itu lho yang nagih ahhahaha

      Hapus
  4. kamu suka coklat juga? sama dong.jgn2 kita..? aniways :D slalu suka sm ulasan2 produk lokal ...kereen

    BalasHapus
    Balasan
    1. Suka bangetttt bangetttt bangettt mas hihi

      Hapus
  5. Hai mba Septia kayaknya aku mulai ngefans deh sama isi blog nya mba..

    Btw duluu banget aku juga pencinta kopi dan Cokelat pait,cuma karna dulu terlalu sering ngopi dan efeknya lambung aku gakuat akhirnya sekarang jadi bener-bener ngurangin kopi huhuuu. Apalagi kopi item uuuh bisa kegoda banget walaupun cuma kecium aromanya dari jauh bikin khilaf pokoknya XD

    Tapi untuk cokelat masih tetep jadi idola sampe sekarang , btw baru aja kemaren habis jalan-jalan ke Jogja dan agak nyesel kenapa baru taunya sekarang. Tapi gpp deh ya,bisa di save alamatnya kalo besok ke Jogja wajib banget buat mampir dan penasaran juga sama Dark Cokelat 69% nya..

    Makasi buat infonya ya mba. Sukses selalu mba Septia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Mba Rusulul,

      Wah such a good appreciation. Makasih lho mba sudah berkenan mampir di blog saya hehehe
      Iyah, kapan kapan janjian yah kita nyoklat sama ngopi barengan :D

      Hapus
    2. Aaaa beneran ditunggu lo yaa. :)

      Hapus
    3. Insya Allah, berkabar yah :)

      Hapus
  6. Ah kejam, suka banget juga sama coklat. Take me there soon, please?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes, please I'll take you there tapi kapan bosq? Before atau after married nih?

      Hapus
    2. after kali ya buk, sekalian jd fotografer postwedding wakakakak kamu kan jago...

      Hapus
    3. Wakakak sial jadi gue dimanfaatin banget nih? Boleh, tar kita cari spot bagus buat foto-foto gpp dah gue jadi obat nyamuk #asallobahagia

      Hapus
  7. Mau komen ntr dibilang cowo apaan, tapi well emang dari dulu suka ngemilin coklat. Bodo amat lah. Ajak-ajak dong mba visit kesitu, sekalian traktir. Btw fotonya keceh-keceh euy!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wakakakka cowo apaan gimana mas maksudnya deh? Ayok mas ke Yogya sini nanti aku guide hihi makan coklat sepuasnya kitaaahhhhh XD

      Hapus
  8. Waa...aku juga suka coklat.. BTW, selain berarti 'silakan' , kata Monggo juga bs diartikan sbg 'laba-laba' ya..hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaaahhh Mba Mechta beneerr banget artinya juga laba-laba kalau dari Bahasa Jawa hehehe

      Hapus
  9. saya gak terlalu suka coklat, dan cuma bisa makan beberapa merk coklat aja tapi kalo makan coklat Monggo kok ketagihan ya, soalnya rasanya engga eneg tu loh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyah mba, manisnya tu nggak bikin tenggorokan sakit juga :)

      Hapus
  10. Akuh belum kesampaian niih main ke Monggo, mupeng sangaat...

    BalasHapus
  11. Mataku juga bisa langsung ijo kalo ada kopi atau coklat di depan mataku. Jadi pengen nyobain coklat Monggo.

    BalasHapus
  12. Oalah... Daerah Purbayan to? Deket sama tempatku ngajar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba di purbayan heheh tempatnya agak masuk :))

      Hapus
  13. Saya pernah nih kesana dan beli coklatnya. Variannya banyak. Waktu itu pengen rasanya beli satu-satu tiap macamnya haha. Tapi apa daya budget tak setuju hihi. Kalo ke jogja lagi wajib nih beli coklat monggo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bahahah iya emang bikin kantong melorot bahahaha

      Hapus
  14. Besok kalau ke Yogya mampir sini ah 😊

    BalasHapus
  15. Jadi pengen ngerasain enak nya cokelat di monggo cocolate ini mba..

    BalasHapus
  16. wah, baru tahu, bookmark dulu. Makasih ya dah nulis *muach

    BalasHapus

Halo!

Terima kasih telah membaca blog www.dwiseptia.com. Semoga konten yang ada di blog ini bisa menginspirasi. Doakan saya bisa produksi konten yang lebih baik, ya!
Oh, ya kalau ada rekues konten silakan tulis di kolom komentar, ya! ^^