Waspadai Virus Corona dengan Kenali Istilah-Istilah Berikut Ini

 "Pandemi ini, kapan kelar, ya?"

Pertanyaan ini masih terngiang-ngiang dengan harap penuh bahwa pandemi corona ini akan segera berakhir. Saya rindu pulang, rindu berkumpul dengan sanak saudara tanpa was-was, tanpa takut bawa virus atau terkena virus. Rindu untuk bisa bercengkrama dengan banyak orang tanpa harus menjaga jarak. Rindu berpelukan dan bertukar cerita dengan teman-teman sejawat dan teman sekomunitas. Ah, rinduuuuuuu sekali rasanya.

Saya rasa yang menginginkan pandemi corona ini berakhir bukan hanya saya saja. Pasti di luaran sana banyak juga yang terjebak dan memilih untuk bertahan demi bisa menjaga keluarga dan sesamanya agar tak saling menulari virus. Karena pandemi ini belum berakhir, perang kita dengan virus ini masih berjalan entah sampai kapan.

Saya sendiri terus terang merasa stress kalau melihat suami saya update data Covid19 setiap hari. Iya, suami saya kebetulan salah satu pekerjaannya adalah menerima data dari Dinas Kesehatan Kota Kudus untuk mengupdate berapa banyak jumlah yang terkonfirmasi positif, suspek, hingga jumlah orang yang meninggal karena Covid19. Dan kalau lihat suami saya stress lihat angka yang positif dan meninggal nambah terus, saya jadi ikutan stress dong!! Hahahaha

Bagaimanapun, tugas untuk memerangi Covid19 ini adalah tugas kita semua. Bukan hanya tugas para dokter, medis, polisi, TNI, teman-teman gugus covid saja. Karena bagaimanapun sebagai masyarakat dalam suatu negara kita punya peranan untuk saling bahu membahu agar perang dengan corona ini segera selesai, bukan? Semangat!!!

Btw, karena suami saya kerjaannya tiap hari update data Covid19, saya jadi tahu bahwa istilah OTG, ODP dan PDP diganti, loh! Dilansir dari situs Halodoc, Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, menghapus istilah OTG, ODP, dan PDP serta menggantinya dengan istilah baru. Penggantian ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan tentang pengendalian Covid19, tertanggal 13 Juli 2020. 

Dikutip dari lembaran Kepmenkes tersebut, istilah ODP berubah menjadi kontak erat, PDP menjadi kasus suspek, dan OTG menjadi kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik). Hmmm bingung, ya? Dah, nggak perlu bingung :)

Isitlah Baru Terkait Virus Corona

Kasus Suspek >< Pasien Dalam Pengawasan (PDP)

Sebelumnya kasus suspek dikenal juga dengan istilah PDP. Seseorang dianggap suspek bisa mengidap ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut dan dalam 14 hari terakhir atau memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di wilayah yang terkonfirmasi adanya penularan Covid19. Jika seseorang memiliki salah satu gejala ISPA dan punya riwayat kontak dekat dengan orang terkonfirmasi Covid19. Gejala ISPA yang perlu diwaspadai antara lain, demam di atas 38 derajat celcius, batuk, sesak napas, sakit tenggorokan, pilek dan pneumonia ringan hingga berat.

Kasus Probable

Seseorang dianggap probale apabila telah meninggal dunia akibat ISPA berat dan ARDS dengan gambaran klinis yang meyakinkan Covid19, namun belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR.

Kasus Konfirmasi

Seseorang dianggap terkonfirmasi bila hasil pemeriksaan RT-PCR menunjukkan hasil positif terinfeksi virus Covid19. Kasus konfirmasi juga dibagi menjadi, kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) dan kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik). 

Kontak Erat

Kontak erat dianggap terjadi bila seseorang melakukan tatap muka atau berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam radius satu meter selama 15 menit atau lebih, bersentuhan fisik secara langsung, seperti berjabat tangan, berpegangan tangan, berpelukan dan lain-lain dengan kasus probable atau konfirmasi, dan memberikan perawatan untuk seseorang yang masuk kategori kasus probable atau konfirmasi tanpa menggunakan standar APD.

Pelaku Perjalanan

Adalah seseorang yang telah melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestik) maupun luar negeri dalam 14 hari terakhir.

Discarded

Seseorang dianggap discarded bila seseorang dengan status kasus suspek mendapatkan hasil pemeriksaan RT-PCR negatif sebanyak dua kali selama dua hari berturut-turut selang waktu lebih dari 24 jam. Seseorang dengan status kontak erat yang telah menyelesaikan masa karantina selama 14 hari juga masuk kedalam kategori discarded. 

Selesai Isolasi

Seseorang dinyatakan selesai isolasi bila memenuhi syarat, seperti:

  1. memiliki status kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik) dan tidak melakukan pemeriksaan RT-PCR lanjutan dan telah menjalani 10 hari isolasi mandiri tambahan sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi,
  2. memiliki status kasus probable atau kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) dan tidak melakukan pemeriksaan RT-PCR lanjutan dihitung 10 hari sejak tanggal onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan dan 
  3. memiliki status kasus probable atau kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik) dan mendapatkan hasil pemeriksaan RT-PCR lanjutan satu kali negatif, dengan ditambah isolasi minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan.

Kematian

Adalah seseorang dengan status kasus konfirmasi atau probable COVID-19 yang meninggal.

Terus terang saya lebih suka dengan istilah lama, sih. Istilah baru buat saya lebih membingungkan hehe mungkin karena memang belum familier saja kali, ya. Nanti juga lama-lama familier sendiri, kok hihi.

sumber image: vexels

Untuk berjaga-jaga sendiri dengan virus ini, kita senantiasa dihimbau untuk menerapkan 3M, yaitu menjaga jarak, mencuci tangan dan memakai masker kapanpun dan dimanapun. Dengan menerapkan 3M dengan disiplin, diharapkan kita semua bisa segera menyelesaikan perang dengan virus corona ini. Jadi, jangan bandel, ya!

Selain istilah-istilah di atas, kita juga harus paham istilah terkait pemeriksaan virus corona, seperti Rapid Test, Swab, dan PCR Test.

Istilah Terkait Pemeriksaan Virus Corona

Rapid Test

Rapid test adalah metode pemeriksaan / tes secara cepat didapatkan hasilnya. Pemeriksaan ini menggunakan alat catridge untuk melihat adanya  antibodi yang ada dalam tubuh ketika ada infeksi virus. Tes ini dijalankan dengan mengambil sampel darah dari kapiler ( jari ) atau dari vena. Akurasi dari rapid test bisa mencapai 90% dan bisa ditunggu dalam jangka waktu 30-60 menit. 

Jika seseorang dinyatakan non reaktif, maka pemeriksaan harus diulang lagi pada hari 7 – 14 hari kemudian untuk memastikan apakah yang bersangkutan  benar tidak mengandung virus dalam tubuhnya.  Namun, jika hasilnya reaktif, maka seseorang tersebut harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

Swab - PCR Test

PCR adalah singkatan dari polymerase chain reaction. PCR Test merupakan pemeriksaan virus Covid19 dengan mendeteksi DNA virus. Swab dan PCR Test juga tak terpisahkan dalam metode tes untuk menegakkan diagnosis Covid-19. Swab sendiri adalah cara untuk memperoleh bahan pemeriksaan (sampel) . Swab akan dilakukan pada nasofaring dan atau orofarings. Pengambilan ini dilakukan dengan cara mengusap rongga nasofarings  dan atau orofarings dengan menggunakan alat seperti  kapas lidi khusus. Uji ini akan  didapatkan hasil apakah seseorang positif atau tidak SARS Co-2.

Jika dibandingkan dengan rapid test, pemeriksaan PCR Test lebih akurat. Metode ini jugalah yang direkomendasikan WHO untuk mendeteksi Covid19. Namun, akurasi ini bisa dibilang cukup rumit dan mahal. Selain itu, jangka waktu untuk menunggu hasilnya pun lebih lama dari pada rapid test. 

Sumber Image: Website Halodoc

Terus info menariknya lagi, kalian bisa periksa PCR Test lewat Halodoc, loh! Bisa booking lewat aplikasi untuk bikin janji sama dokter di Halodoc. Prosesnya cepat dan instan, hasilnya pun nggak main-main. Sudah dipastikan akan ditangani dengan dokter professional dengan prosedur protokol kesehatan yang insya Allah dijamin aman.

Oh ya, baik rapid test maupun PCR Test memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, kok. Tergantung kalian juga mau test pakai yang mana. Tapi mau rapid test atau swab test, semoga kita jauh-jauh dari virus corona dan sehat selalu, ya!


Salam,

Dwi Septia

Tidak ada komentar

Halo!

Terima kasih telah membaca blog www.dwiseptia.com. Semoga konten yang ada di blog ini bisa menginspirasi. Doakan saya bisa produksi konten yang lebih baik, ya!
Oh, ya kalau ada rekues konten silakan tulis di kolom komentar, ya! ^^