Kira-Kira, Berapa Lama Tren Lato-Lato Akan Bertahan?

"Hmmmmm apa lagi, nih?" Ujarku ketika pertama kali membaca tren lato-lato hingga melihatnya ada di sekitarku.

Sejak menjadi ibu dan punya dua orang anak, setiap tren yang muncul membuatku mawas diri. Harus benar-benar jeli memilih dan memilah mana yang sekiranya boleh untuk diikuti mana yang tidak boleh. Harus lebih ketat. Apalagi, anak-anak tidak bersamaku 24-jam ketika aku sedang bekerja.



Sebenarnya, Apa Sih Lato-Lato?


"Kayak pernah lihat, deh," 
"Bukannya ini mainan lama, ya?"
"Duh, anak sekarang nih mainannya balik lagi kayak zaman dulu, ya..."

Pasti buibu pernah kan sambat atau komen tentang lato-lato ini? Tenaaaang, aku juga pernah, kok. Sambat adalah sobat kita semua. Betul kan, buibu?

Okeay, mari kita bahas sedikit tentang lato-lato.

Lato-Lato berasal dari Makassar yang berarti bunyi yang di keluarkan dari dua benda yang berbenturan. 

source: sonora(dot)id

Mainan ini sebetulnya merupakan mainan lama yang tiba-tiba viral lagi. Biasa, warga kita kan latah, ya. Didukung dengan media sosial yang masif, jadilah permainan jadul ini terkenal dan di kenal di seluruh penjuru negeri.

Cara mainnya sendiri terbilang mudah secara teori. Tapi, praktenya susyah, euy! ðŸ¤£ðŸ¤£ Aku bisa bilang begini karena aku sudah coba.

Jepit bagian tengah tali lato-lato di antara jari tangan. Usahakan untuk menggunakan jari tangan yang paling nyaman, misalnya antara jari telunjuk dan jari tangan. Goyangkan tangan terus-menerus sampai dua bola lato-lato saling beradu dan menimbulkan bunyi "tek tek tek" secara konstan.

source: kompas(dot)com

Menurut Kalian, Permainan Ini Ada Manfaatnya, Nggak?

Menurutku pribadi, aku cukup pro karena mainan ini cukup menguntungkan para orang tua yang nggak kepengen anaknya terlalu nempel sama gadget, apalagi sampai kecanduan. Naudzubillah min dzalik. Iya, zaman sekarang semuanya sudah bisa di tonton di kanal Youtube. Gpp sebetulnya kalau nontonnya di channel yang jelas dan di bawah pengawasan orang tua. Justru yang berbahaya adalah ketika anak bisa eksplorasi ragam channel tanpa sepengetahuan orang tuanya dan nyasar ke channel lain yang kurang edukatif atau justru berbahaya.

Tapi, disi lain ada kontra sebagai orang tua yang juga mengkhawatirkan anak ketika main lato-lato tanpa pengawasan. Yhaaaa, anakku masih 3,5 tahun dan 1.5 tahun. Tapi mereka bergaul juga sama sodara, sepupu atau tetangga yang usianya udah masuk kelas sekolah dasar. Kalau pas main bareng, agak ngeri kalo bolanya mencelat ya, guys. Mencelat is mabur wkwkwk. Bolanya lepas dari tali gitu, terus naudzubillah kena sama anak kan pasti bakalan sedih dan marah.

Yhaaa di sisi pro kontra ini pada akhirnya ini tentang pengawasan, sih, Meskipun yang main orang dewasa juga, harus 'diawasi' dengan memperhatikan di sekitar tuh ada anak-anak yang berpotensi kena bola lato-lato-nya pas lagi diputer tek-tek-tek aatau engga? Kalau ada, plislah minggir dikit karna serem, nih monmaap ðŸ¤£ðŸ¤£.

Terakhir, bagaimanapun pro-kontra lato-lato yang ada, semoga mainan tradisional yang kembali naik daun bisa menjadi media bermain anak-anak zaman sekarang yang cenderung terpapar gadget lebih sering di banding zaman dulu. Aamiin ~

Salam!

Tidak ada komentar

Halo!

Terima kasih telah membaca blog www.dwiseptia.com. Semoga konten yang ada di blog ini bisa menginspirasi. Doakan saya bisa produksi konten yang lebih baik, ya!
Oh, ya kalau ada rekues konten silakan tulis di kolom komentar, ya! ^^